Jalan-jalan ke Kota Tua Tübingen Nggak Pake Masker Lagi, Jerman Bebas Corona? || Part 2

Yuk kita lanjutin lagi cerita jalan-jalan di kota tua Tübingen beberapa waktu lalu!

Setelah selesai nyantai naik perahu menelusuri Sungai Neckar selama satu jam, kami pun jalan lagi ke tujuan berikutnya yaitu Rumah Graffiti atau Eppelhaus Tübingen. Tempat ini sekaligus menjadi Youth Center Epple Haus e.V. (Jugendzentrum Epplehaus e.V.) atau rumah bagi para kawula muda berkumpul dan berkreasi.

Sesuai dengan namanya, gedung berlantai lima ini dipenuhi karya seni graffiti di bagian luarnya. Bagian dalamnya saya kurang tau karena tidak masuk ke dalam. Bukan sekedar dijadikan tempat coret-coret, disini juga sering diadakan acara-acara yang bisa meningkatkan kreativitas anak-anak muda di Tübingen dan sekitarnya.

Eppelhaus, Tübingen

Nggak lama sih kami di Eppelhaus ini. Terus lanjut jalan lagi ke tempat berikutnya yaitu Istana Hohentübingen. Sebenernya jalurnya maju mundur maju lagi sih. Gini nih klo penganut faham traveller on the spot. Jadi seringnya kemana-mana nggak banyak perencanaannya, langsung jalan aja. Semua dibawa santai aja, itung-itung bakar kalori 😀

Untuk sampai ke Istana Hohentübingen ini kami kembali melewati jembatan ikoniknya Tübingen yang sudah saya ceritakan di artikel sebelumnya. Lalu kembali melewati pusat kota.  Eh pas di jalan ngeliat tempat jual es krim yang udah sepi, nggak seperti sebelumnya yang antriannya mengular. Berhentilah kami disana dan beli dua mangkok es krim. Saya pilih rasa mint, sementara si mas pilih rasa semangka yogurt dan yang paling dia sukai, rasa vanila.

Berhubung jalan ke Istana Hohentübingen itu menanjak, rasanya kami butuh memulihkan tenaga sambil menikmati es krim. Lagipula nggak bagus juga kan makan minum sambil jalan. Berhentilah kami di depan sebuah gereja tua nan besar. Lupa liat nama gerejanya apa. Yang pasti ini juga dijadiin tempat wisata. Pas sekali di depannya ada bangku. Duduklah kami disitu sambil menikmati es krim.

Es krim habis dan kami pun nggak mau buang-buang waktu karena udah jam 7 malam juga. Langsung lanjut jalan lagi menuju Istana Hohentübingen.

Setelah melewati jalan tanjakan yang mencucurkan keringat lumayan banyak, akhirnya kelihatan juga tuh gerbang Istana Hohentübingennya. Udah nggak terlalu banyak orang, mungkin karena udah malam juga sih.

Gerbang Istana Hohentübingen

Udah nyampe gerbangnya, nggak mungkin udahan sampe disini aja kan. Terus lah masuk ke dalamnya. Ada bangunan tinggi dan tua. Ya bangunan khas Eropa lah ya. Ini dia si Istana Hohentübingen yang sekarang udah jadi museum dan juga sekaligus sebagiannya dijadiin universitas.

Lanjut lagi masuk ke dalamnya, ada patung kepala Kaisar Augustus yang menatap tajam ke depan. Seolah-olah bilang ke pengunjung yang datang, “Jangan macem-macem lu di rumah gue”. Disisi lainnya ada sebuah meriam tua yang saya perkirakan adalah peninggalan jaman perang dulu.

Kemudian kami menaiki anak tangga untuk melihat area belakang yang adalah salah satu bangunan universitas. Dari atas sini tampak pemandangan yang sangat indah. Rumah-rumah, pepohonan dan Sungai Neckar menjadi satu menciptakan pemandangan yang epik.

Pemandangan dari atas Istana Hohentübingen

Selesai dari tempat ini, kami ke bagian halaman samping. Dari sini lebih banyak terlihat bangunan-bangunan di kota Tübingen. Atap rumah dengan warna serempak, bangunan gereja dan juga gedung pemerintahan. Cuaca juga sangat bagus hari itu.

Rumah-rumah warga Tübingen

Nggak pengen pulang rasanya setelah disuguhi pemandangan seindah ini. Apalagi si mas udah anteng duduk di pagar pembatas istana yang setelahnya itu tanahnya langsung terjun bebas jauh banget ke bawah. Saya ditawarin buat naik juga. Tapi enggak deh, makasi. Cuma ngintip aja udah takut. Nggak perlu naik pemandangannya juga udah bikin hati adem dan sejenak lupa bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja.

Asyik sendiri si mas, lupa klo istrinya nungguin dia di bawah

Gini nih klo udah musim panas. Terangnya lama banget, jam 9 malam masih terang benderang klo matahari cetar begini. Bikin lupa klo ini tuh udah malam. Kami pun hampir aja lupa klo ini udah malam. Begitu sadar langsung cus pulang.

Di jalan menuju parkiran kami sempat melewati satu lagi tempat yang paling dicari turis kalau ke Tübingen yaitu kawasan balai kota lama. Bangunannya kelihatan tua, tapi cantik. Saat itu di depannya dijadiin posko kesehatan penanggulangan corona. Sementara disekitarnya orang-orang masih asyik duduk manis nan manja menikmati unlocking life ini.

Gedung balai kota lama Tübingen

Masih banyak tempat menarik di Tübingen yang belum sempat kami datangi karena waktunya nggak cukup. Insyaallah ada kesempatan menjelajahi salah satu kota tercantik di Negara Bagian Baden-Württemberg ini.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog