Mau Belanja, Kejebak Macet >10.000 Pendemo Anti Corona di Jerman

Setiap sabtu pertama di awal bulan ada diskon 10% di Toko Asia dekat rumah saya. Pastinya sebagai emak-emak ngirit saya selalu menantikan sabtu itu setiap bulannya. Sabtu itu, 3 April 2021 saya pun semangat gowes sepeda siang bolong di cuaca dingin.

Nggak lama gowes agak heran sih, kok jalanan pada ditutup untuk mobil. Pesepeda dan pejalan kaki masih bisa lewat. Biasanya klo udah gini itu klo nggak ada bola, konser musik atau demo. Kebetulan rumah saya deket sama Mercedez Benz dan Porsche Arena. Juga deket pake banget sama lapangan luas bernama Wasen yang sering dijadikan tempat berbagai perhalatan.

Sewaktu saya nyampe di Taman Rosensteinpark, polisi udah berdiri gagah di jembatan. Jalanan ditutup sama sekali nggak boleh lewat. Dari kejauhan udah kedengeran suara teriakan-teriakan “Freiheit! Freiheit! Freiheit! Lass uns raus!” yang intinya minta kebebasan untuk berkegiatan diluar.

Wajar sih orang-orang pada bosen di rumah terus. Setengah tahun sudah hidup kami dilockdown pemerintah Jerman. Mau apa-apa nggak bisa. Hidup 180° berubah total. Yang ditakutkan masyarakat Jerman adalah mental anak-anak mereka yang katanya mulai tidak stabil.

Btw, saya terpaksa balik ke jembatan Sungai Neckar karena lebih dari 10.000 pendemo sudah menguasai jalan raya, jalan pejalan kaki dan jalur pesepeda. Saya dan banyak pesepeda lainnya terpaksa parkir di jembatan ini sambil ngeliatin pendemo lewat.

Benar saja dugaan saya, jalanan ditutup ya karena 10.000 pendemo anti corona yang minta kebebasan hidupnya dikembalikan lagi ini. Dan mereka akan berkumpul di lapangan Wasen dekat rumah saya yang saya ceritakan tadi. Disini mereka akan berorasi sambil memainkan musik juga.

Demo di Jerman menurut saya itu unik. Di Jerman demo nggak harus banyak seperti ini. Saya sering liat orang demo sendirian atau berdua di sebuah jembatan penyebrangan. Yang dituntut itu adalah soal kerusakan lingkungan.

Klo demo seperti demo anti corona ini, juga banyak tingkah polah manusianya. Ada yang bawa alat musik lengkap sampe harus diangkut mobil pick up, ada yang bawa anjingnya, ada yang bawa speaker sendiri. Unik-unik sih menurut saya.

Satu jam saya nunggu di jembatan ini sampe akhirnya saya bisa sepedaan melewati taman Rosenstein dan Unterer Schlossgarten. Itu juga masih belum selesai sebenernya. Masih banyak pendemo susulan yang jalan melewati jalur pesepeda.

Setelah diuji kesabaran nungguin 10.000 orang pendemo lewat, nyampe di toko asia masih diuji lagi. Udah banyak yang antri sampe ke jalanan karena memang dibatasi orang yang masuk. Hidup memang harus banyak-banyak sabar. Apalagi di masa-masa pandemi ini.

Okelah! Sekian aja cerita kali ini. Kejebak pendemo anti corona. Yuk doakan semoga bumi kita cepat pulih supaya nggak ada lagi yang demo-demo beginian.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog