Berkah Ramadan dari Negeri Empat Musim

Puasa kesekian di tanah rantau, alhamdulillah tahun ini puasa ramadan di Jerman lebih mudah dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun masih di angka tujuhbelas jam setiap harinya. Mulai makan sahur di jam 3 pagi dan buka dikisaran jam 9 malam, bahkan sekarang buka puasa perlahan melambat sampai di hari terakhir puasa nanti jatuh pada pukul 21.30.

Puasa di Jerman semuanya terasa biasa. Orang-orang makan dan minum semau mereka ditempat umum, pasangan sejenis maupun berbeda jenis bermesra-mesraan tanpa beban dosa. Tidak ada yang perduli. Bahkan mereka mungkin tak tau saat ini sudah memasuki bulan ramadan yang penuh berkah.

Faktanya tidak semua orang cuek soal ramadan di Jerman. Seiring semakin banyaknya pemeluk agama islam di Jerman, pastinya banyak pula yang menjalankan ibadah puasa. Hal ini tidak disia-siakan oleh pelaku bisnis di Jerman, khususnya di kota saya tinggal, Stuttgart.

Berkah ramadan bagi mereka para pelaku bisnis. Beberapa hari menjelang puasa, beberapa supermarket terlihat menjual pernak-pernik ramadan. Misalnya kalender puasa selama tigapuluh hari untuk anak-anak seperti kalender anak-anak menjelang natal (saya lupa apa namanya). Kalendernya berisi hadiah kalau puasanya full. Tinggal gesek disetiap tanggalnya. Terbukti kalender itu menjadi barang yang laris manis diborong para ibu muslimah yang punya anak-anak kecil.

Bukan cuma itu, berkah ramadan juga menyapa pengusaha restoran cepat saji. Sebelum-sebelumnya saya kurang tau, tapi tahun ini saya lihat ada iftar menu dalam daftar menu salah satu restoran cepat saji ternama khusus di bulan ramadan. Kesempatan ini mereka ambil jelas karena banyak pelanggan mereka yang beragama islam.

Selain restoran cepat saji, restoran-restoran Turki pada umumnya juga menyediakan hidangan khusus buka puasa selama ramadan. Di Jerman ada aturan jam buka tutup toko dan restoran yang hanya buka paling lama jam 10 malam. Di Stuttgart dan sekitarnya banyak restoran Turki tetap buka sampai tengah malam di bulan ramadan karena setelah selesai solat tarawih banyak yang ngeteh di retoran sambil nunggu sahur.

 Suasana menjelang buka puasa di salah satu restoran Turki

Tidak hanya soal jual beli dan hal-hal duniawi yang menguntungkan, berkah ramadan di negeri empat musim ini juga ada dari keikhlasan saudara-saudara muslim yang mengejar surganya Allah Subhanahuwata’ala. Umumnya mesjid-mesjid di Jerman menyediakan makanan berbuka puasa untuk siapa saja setiap harinya. Hal ini menjadi ajang wisata kuliner bagi warga lokal dan non muslim. Bagi mereka yang ingin mencicipi masakan dari negara tertentu, tinggal datangi saja mesjidnya saat iftar. Tidak ada yang melarang untuk ikutan iftar, tentu harus menghargai orang yang berpuasa. Tidak makan dan minum didepan orang yang berpuasa sampai waktu berbuka tiba.

Lalu darimana dananya untuk masak sekian banyak makanan itu? Jawabannya dari sumbangan jama’ah mesjid. Mesjid-mesjid di Jerman umumnya sudah memiliki dana sendiri dari pemerintah negara asalnya. Jadi tanpa uang infakpun mereka sudah cukup pendanaannya. Tapi khusus di bulan suci ramadan biasanya dibuka sumbangan khusus untuk makanan iftar yang lengkap dan banyak. Boleh nyumbang berapapun jumlahnya. Rata-rata orang disini nyumbang minimal 50 euro. Bahkan ada juga yang nyumbang untuk keseluruhan makanan berbuka di mesjid tersebut.

Buka puasa tahun 2018 di mesjid Turki Ebersbach

Tidak mengkotak-kotakkan negara, berkah ramadan menyapa seluruh umat manusia di muka bumi ini termasuk Jerman si negeri empat musim. Insyaallah dimanapun dan siapapun kita, kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan itu.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog