Suka Duka Berburu Makanan Halal di Jerman

Setelah bedrest karena suatu alasan, akhirnya bisa balik lagi 🙂 Sebenernya di artikel kali ini saya mau nulis tentang kejadian sewaktu libur panjang paskah yang lalu. Nulisnya kepending, baru sekarang bisa dilanjutin.

Setelah long weekend empat hari di Jerman karena libur paskah, orang-orang di Jerman kembali sibuk; kerja, kerja dan kerja. Kebiasaan orang-orang di Jerman, kalau sudah long weekend begini pasti semuanya sibuk belanja. Gitu juga hari kamis sebelum jum’at agung paskah, padahal sabtunya supermarket buka. Minggu dan senin tutup lagi. Tapi hari kamis itu di siang menjelang sore, supermarket-supermarket di Kota Stuttgart penuh sesak dan bahan-bahan makanan pun sudah banyak yang kosong.

Saya sengaja belanja pagi karena memang bahan makanan di rumah udah mulai habis. Tujuan utama saya hari itu adalah cari saus hollandaise. 30 menit saya berdiri di barisan aneka saus. Bukan, bukan karena bingung milih saus jenis dan merk apa. Tapi beginilah hidup sebagai muslim di Eropa. Saya bacain satu-satu komposisinya, halalkah atau mengandung bahan-bahan yang diharamkan. Terus liat di internet apakah komposisi yang dituliskan dengan nama-nama kimia itu termasuk halal atau haram, serta apa bahan utamanya.

Saus hollandaise termasuk bahan yang jarang saya beli, karena itu saya lupa merk apa yang halal dan harus liat di internet apakah komposisinya halal atau tidak. Kalau untuk bahan-bahan yang sering saya beli, biasanya saya gk perlu waktu selama ini.

Hidup di Jerman sebagai seorang muslim itu gampang-gampang susah. Tapi juga seru karena kita jadi banyak belajar. Coba klo tinggal di Indonesia, semuanya ada sertifikat halal dan terkontrol dengan baik oleh negara. Jerman sendiri juga punya kok lembaga semacam MUI di Indonesia. Tetap aja, nggak ada label halal dan harus hati-hati.

Saat ini di Jerman lagi trend makanan vegan. Banyak orang lokal berlomba-lomba menjadi vegan. Tapi vegan bukan berarti halal karena banyak makanan vegan yang mengandung wine dan jenis alkohol lainnya. Jadi tetap harus hati-hati juga. Tetap harus dibaca komposisi makanannya.

Yang umumnya dan paling mudah diingat kalau bahan makanan ini tidak halal adalah E471 dan E472. Jenis ini jelas mengandung babi. Biasanya saya selalu cek kehalalan komposisi setiap produk melalui www.halal-zertifikat.de. Disana dijelaskan dalam Bahasa Jerman bahan-bahan pembuatannya serta halal haramnya. Ribet? Demi menjamin kehalalan makanan yang kita konsumsi, nggak ada kata ribet dong.

Contoh produk saus yang mengandung E471 dan E472

Selain yang jelas begini, ada juga yang samar-samar. Contohnya produk yang mengandung Molkenerzeugnis. Molkenerzeugnis ini terbuat dari campuran keju, lemak, susu, telur dan sebagainya. Nah, dulu bahan lemak ini hanya diambil dari lemak babi. Sedangkan saat ini sudah banyak yang menggunakan lemak sapi. Tapi kita kan nggak tau yang mana yang menggunakan lemak babi dan lemak sapi. Itulah sebabnya saya menghindari produk yang mengandung Molkenerzeugnis karena saya ragu dengan asal usul lemak hewaninya.

Bukan cuma saat belanja di supermarket saja kita umat muslim di Jerman harus berhati-hati, saat makan diluaran pun juga sama. Contohnya untuk kebab yang umumnya dijual oleh orang Turki. Banyak orang berpikir kalau kebab itu pasti halal karena dijual oleh orang Turki yang dipikiran kita adalah orang muslim. Nyatanya banyak orang Turki yang non muslim dan juga islam ktp. Daging kebab di Jerman juga ada yang dicampur dengan daging babi. Karena itu harus teliti sebelum membeli.

Selain kebab, makanan biasa yang kita anggap halal pun juga harus hati-hati saat memakannya di restoran. Contohnya makanan Jerman Bratkartoffeln. Bratkartoffeln adalah kentang goreng yang bentuknya tipis. Dulu saya pikir aman-aman saja makan makanan ini. Ternyata oh ternyata setelah rajin baca-baca resep makanan Jerman umumnya orang Jerman masak Bratkartoffeln dengan campuran minuman beralkohol. Ini juga yang jadi salah satu alasan saya rela ribet kalau travelling disekitaran eropa kecuali Turki dengan bawa-bawa peralatan sendiri dan masak sendiri.

So, mencari makanan halal di Jerman itu memang susah-susah gampang. Intinya bekali diri dengan pengetahuan yang cukup. Banyak baca dan berteman dengan orang yang paham soal ini. Buat saya teman yang selalu mengingatkan soal agama itu sangat penting dan berpengaruh untuk hidup saya. Karena kita manusia bisa saja khilaf dan anggap enteng soal halal haram makanan. Kadang bisa jadi karena malas repot dan yang penting kenyang. Semoga kita semua terhindar dari memakan makanan yang diharamkan.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog