4 Hal Terberat yang Harus Ditahan Saat Puasa di Jerman

Terhitung sejak 2012, tahun ini adalah puasa yang keenam kalinya yang saya jalani di Jerman. Masih jatuh di musim panas dan sudah agak lebih mudah karena cuaca yang tidak terlalu panas. Puasa di Jerman punya tantangannya tersendiri dan tentunya berbeda dengan di Indonesia. Saya sudah hampir lupa bagaimana rasanya berbuka disekitaran jam 6-7 malam. Terlalu dini menurut saya setelah bertahun-tahun puasa 17 jam, bahkan dulu sempat puasa 19 jam lamanya.

Esensi puasa itu dimana-mana sama yaitu menahan diri. Menahan diri ketika ramadan memiliki tantangan yang berbeda ditiap-tiap negara dan daerah. Ada empat hal terberat yang menurut saya harus ditahan saat puasa di Jerman.

1. Menahan makan dan minum disaat semua orang bebas makan ditempat umum

Sebagai negara mayoritas non muslim bisa dipastikan suasana ramadan tidak begitu terasa di Jerman. Apalagi beberapa tahun belakangan ini ramadan jatuh di musim panas yang mana musim ini adalah musim yang ditunggu-tunggu seluruh warna Jerman. Semua orang menghabiskan waktu diluar rumah. Restoran-restoran banyak menyediakan tempat outdoor. Kemana aja kaki ini melangkah yang dilihat adalah orang-orang makan minum diluaran. Biasanya es krim menjadi yang paling banyak dinikmati di musim panas.

Namanya sedang puasa, apalagi puasanya lebih dari 17 jam. Melihat orang makan dan minum pasti dahaga sedikit bergejolak, meskipun yang dimakan itu juga bukan makanan menggiurkan. Contohnya saya dihari-hari biasa nggak minat makan makanan barat. Liat burger dan sejenisnya saya nggak pernah selera. Tapi pastinya beda dong saat puasa, khususnya di jam-jam rawan. Liat orang menyantap burger, apalagi orang-orang sini tuh klo makan burger mulutnya kebuka gede banget dan gigitannya besar 😀 pasti sedikit banyaknya ikut lapar.

Bahkan hanya mencium aroma kopi saja bisa jadi godaan berat saat puasa. Seorang teman saya yang bekerja kantoran bilang, cobaan terberatnya di kantor adalah saat dia mencium aroma kopi teman-temannya karena dia pecinta kopi.

Tetap bertahan puasa saat orang-orang sekitar bebas makan dan minum memang bukanlah hal yang mudah. Tapi percayalah ada kenikmatan tersendiri saat kita mampu menahan itu semua.

2. Menahan Pandangan

Puasa bukan sekedar menahan lapar dahaga, tetapi juga pandangan mata kita yang harus ditahan dari hal-hal yang mampu membatalkan puasa dan menggoyahkan iman. Di Jerman semua orang bebas bermesra-mesraan semau mereka dimanapun itu kecuali tempat ibadah. Di musim panas gini orang-orang semuanya keluar kandang. Taman-taman penuh dengan lautan manusia dan pastinya banyak pemandangan-pemandangan yang kalau tidak ditahan bisa membuat iman goyah.

Tidak cuma di taman, didalam bus, dipinggir jalan, di stasiun, di supermarket, pemandangan orang berciuman dan perbuatan intim lainnya sudah jadi hal yang biasa disini. Tentu sebagai umat muslim kita harus menahan pandangan kita dari hal-hal seperti ini. Mungkin di Indonesia akan lebih mudah karena hal semacam itu masih dianggap tabu. Tapi di Jerman hal itu tidak ada tabu-tabunya sama sekali dan dianggap wajar meskipun dilakukan oleh anak SMP.

3. Menahan Amarah

Hidup di kota besar banyak sekali tantangannya. Aneka ragam manusia dari berbagai negara saya temui di kota Stuttgart ini. Puasa tahun 2017 saya pernah dimaki-maki seorang lelaki tinggi besar di supermarket. Katanya saya menyerobot antrian di kasir. Padahal itu tidak benar dan mungkin dia pikir saya tidak mengerti Bahasa Jerman. Saya hanya diam karena takut terpancing emosi. Selain itu saat itu saya juga ngantuk berat karena belum tidur semalaman. Untungnya ada seorang wanita yang stand up membela saya. Wanita itu mengantri tepat dibelakang saya. Mungkin itulah bentuk pertolongan Allah saat itu. Saya tahan diri untuk tidak membalas perkataan laki-laki itu, tapi Allah gerakkan hati orang lain untuk membela saya.

Sebagai minoritas di Jerman, khususnya muslimah berhijab kadang tidaklah mudah. Ada saja orang gerah dengan pakaian yang saya pakai. Saat puasa mungkin amarah jadi susah dikendalikan karena efek perut kosong. Tapi semua itu tetap harus ditahan walau berat dan kadang saya ingin balik berkata kasar kepada orang-orang yang suka usil dengan pakaian yang saya pakai.

4. Menahan Kantuk

Terdengar sepele, tapi ngantuk berlebihan bisa jadi masalah saat puasa. Di Jerman solat tarawihnya itu sudah masuk waktu tengah malam. Nggak lama setelah itu harus bangun sahur. Kebayang kan gimana tidurnya orang-orang yang puasa di Jerman. Untuk yang bekerja ataupun sekolah dipastikan nggak bisa lanjut tidur yang lama setelah sahur. Ngantuk pasti ada saat menjalankan aktifitas. Menahan kantuk saat puasa ini menjadi salah satu tantangan terberat di Jerman. Mau tidur nggak bisa, nggak tidur ngantuknya ampun-ampunan. Dan akhirnya rasa kantuk itu harus ditahan walaupun berat.

Menahan diri ketika ramadan sudah wajib hukumnya agar puasa kita tidak batal dan diterima oleh Allah. Tahan! Semuanya harus ditahan. Semoga saya dan kita semua umat muslim mampu menahan apa yang harus ditahan selama bulan suci ramadan ini. Tentunya berlanjut ke hari-hari setelah ramadan.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog