Sakit Mental Orang Indonesia yang Tidak Ada Obatnya

Kemarin saya menuliskan caption agak panjang untuk sebuah foto dengan warna lebih gelap di akun facebook saya. Sengaja saya khususkan privasinya supaya tidak lebih banyak mengundang perdebatan yang kurang enak dibaca karena beberapa orang Indonesia itu sakit mentalnya pasca pemilihan politik yang lalu. Sakit mental orang Indonesia yang tidak ada obatnya ini susah dilawan.

Saya paling tidak suka membahas politik. Apalagi beberapa tahun belakangan rakyat Indonesia semakin bar-bar membela pemimpin idolanya. Tanpa sadar sudah terjadi devide et impera. Saya sendiri tidak punya pemimpin idola.

Sebelum saya bahas lebih panjang, saya mau tuliskan lagi  disini caption saya itu supaya kalian yang membaca nggak menyimpulkan setengah-setengah.

Dunia sedang berduka, bukan saatnya saling mencela
Belajar dari siapa saja pastinya boleh2 saja
Nggak di Indonesia aja, di Jerman dan Turki masker juga langka
Klo bicara pemimpin siapa yang lebih hebat
Ini bukan saat yang tepat
Pemimpin Jerman kurang gerak cepat gimana coba
Test corona gratis, rakyatnya yang kena PHK gara-gara corona dikasi duit
Pajak sementara ini ditangguhkan
Bukan cuma mobil patroli polisi yang wara-wiri
Helikopter tiap hari mondar-mandir di udara
Harga-harga nggak ada yang naik
Pemerintah menjamin ketersediaan pangan selama corona
Rakyatnya yang lagi liburan atau kerja diluar negeri langsung dijemput pesawat pribadi
Tapi faktanya Jerman adalah negara kelima terparah di dunia yang terinfeksi corona
.
Pemerintah Turki hampir-hampir sama sama Jerman
Mungkin bedanya di Turki nggak heboh berebut tisu toilet karena orang Turki sama kek orang Indonesia
Ceb*k pake air
Sementara orang Jerman nggak ngerti apa itu ceb*k
.
Gimana dengan Indonesia?
Nggak mudah mengatur Indonesia yang luasnya dari Turki sampe ke Inggris Raya
Letaknya terpisah-pisah pula
Mungkin pemerintah Indonesia nggak mampu mengeluarkan dana sebanyak Jerman dan Turki
Kenapa?
Warisan utang kita dari leluhur aja ntah kapan lunasnya
Tapi bukan berarti pemerintah Indonesia juga tutup mata kan
Mereka juga berusaha, bahkan sampe ada yang berkorban nyawa karena corona
Dan salutnya banyak orang terkenal di Indonesia yang open donasi untuk menangani corona
Ini nggak terjadi di Jerman, nggak ada penggalangan dana untuk corona
Klo dibilang Jerman itu kaya
Nggak juga karena ekonomi Jerman juga goyang-goyang karena corona
.
Masalah di Indonesia itu bukan cuma tanggungjawab orang nomor satunya aja
Tapi tanggungjawab kita semua
Daripada kita terus mencela Indonesia karena sudah merasakan enaknya jadi warga Eropa
Yuk, bantu Indonesia menghadapi corona!
Minimal bantu keluarga sendiri kalau-kalau rupiah terjun bebas lebih parah lagi
Hitung-hitung ngurangi beban negara
Ingat! Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah
Jangan tanya apa yang telah Indonesia berikan untukmu,
Tapi tanya hatimu,
Apa manfaatmu untuk Indonesia
Apakah ikut mengharumkan nama bangsa di mata dunia atau cuma jadi tukang ghibah dan adu domba

*Bukan pendukung 01 dan 02

Dan hasilnya ada orang Indonesia yang tinggalnya di Izmir, menikah sama orang Turki juga langsung ngegas donk. Saya langsung dikirimin foto collage berita-berita soal Pak Anis Baswedan yang telah memprediksi virus corona sebelum corona marak di Indonesia seperti sekarang. Dia nanya balik apakah itu berita hoax. Lah mana saya tau iboookkkk 😀 Saya bukan penduduk Jakarta dan nggak ngurusin gubernur orang. Juga nggak benci sama Pak Anis Baswedan.

Saya masih bertanya-tanya, apa ada ditulisan itu saya menuliskan yang jelek-jelek tentang Pak Anis Baswedan? Walau mata saya minus 1,5, tapi saya masih bisa baca kok.

Komentar saya dibalas lagi dan saya disuruh santuy. Padahal saya nggak ngegas lho, justru saya ucapkan syukur alhamdulillah kalau ternyata Pak Anis Baswedan sudah bisa memprediksi corona lebih awal dan punya solusinya. Katanya tulisan saya itu berbau politik, bukan undangan pengajian 😀 Santuy sekali ibu yang usianya sudah jauh diatas saya ini. Memang bukan undangan pengajian ibooookkkk, tapi saya juga nggak bahas apakah Pak Jokowi, Pak Anis atau entah bapak-bapak yang mana lagi yang paling hebat se-Indonesia Raya. Ampun Iboookkkkk!!! Sembah sungkem tolong jangan salah memaknai kalimat saya. Kita sama-sama lagi tertimpa musibah. Jangan emosi aja yang dibesar-besarin.

Fokus saya adalah agar kita semua sama-sama fokus meminimalisir corona di seluruh dunia, bukan cuma di Indonesia saja. Karena beberapa hari terakhir sejak Pak Erdogan mengumumkan keputusan pemerintah Turki terkait penanggulangan corona, pemerintah Indonesia babak belur dihujat mereka yang kontra. Membandingkannya dengan pemerintah Turki yang menurut mereka sangat pro rakyat.

Saya nggak kontra juga sama pemerintah Turki. Bahkan saya suka dengan pemerintahan Pak Erdogan karena memang banyak keputusannya yang pro rakyat. Tapi bukan berarti tidak bercela. Segala sesuatunya itu pasti ada baik dan buruknya. Selama wujudnya masih manusia, nggak mungkin sempurna tanpa dosa. Jadi, nggak perlu memujinya seolah pemerintah Indonesia itu nggak melakukan apa-apa.

Saya di block 😀 Tapi sebelumnya si ibookkk nulis katanya yang ngerasain kan orang-orang yang tinggal di Turki. Saya dan suami memang tinggal di Jerman. Tapi sebagian besar keluarga suami itu di Turki. Kami punya rumah di Turki dan bayar pajak juga. Setahun biasanya bisa beberapa kali bolak-balik Turki. Saya juga ikut merasakan kok keputusan-keputusan pemerintah Turki.

Begini ya, kalau kalian koar-koar ngomongin kejelekan pemerintah Indonesia, apakah itu bisa meminimalisir corona? Bisa buat yang udah meninggal gara-gara corona itu bisa hidup lagi? Kontra dan mengkritik pemerintah itu sah-sah aja. Tapi dalam situasi begini ini bukan waktu yang tepat menyalahkan orang yang kontra dengan kita. Please lah! Kita tenangkan hati dan saling bekerjasama menghadapi corona.

Di Turki juga sama kok. Orang-orang yang kontra Pak Erdogan menuduhnya sebagai biang keladi masuknya corona ke Turki. Saya nggak perlu nunjuk orang jauh-jauh, keluarga dekat suami saya salah satu yang kontra dengan Pak Erdogan dan dia juga yang menyalahkan Pak Erdogan atas masuknya corona di Turki. Padahal sama sekali nggak tepat menuduh Pak Erdogan sebagai penyebar corona di Turki.

Bukankah hal semacam ini sama seperti yang terjadi di Indonesia. Orang-orang yang nggak paham sama kondisi saat ini dan justru sibuk mengedepankan kesalahan pemerintah adalah orang-orang yang sakit mental dan minim empati, sakit mental yang nggak ada obatnya. Daripada terus sibuk cari berita tentang kesalahan pemerintah supaya terus dan terus pemerintah Indonesia itu berada di posisi yang tidak pernah ada benarnya, mendingan kita bantu yuk orang-orang di Indonesia sana yang memang membutuhkan. Nggak bisa bantu dana ya bantu doa aja.

Sakit mental orang Indonesia akibat politik devide et impera yang dilakukan secara kasat mata ini kini sudah tidak ada obatnya. Pokoknya orang yang berlawanan arus politiknya adalah musuh baginya. Padahal saya sekalipun nggak pernah membahas politik di Indonesia apalagi share berita tentang kebaikan/keburukan seorang tokoh politik. Nambah-nambahin dosa aja karena yang ditulis itu juga belum tentu benar.

Bagaimana bangsa Indonesia bisa lebih maju kalau rakyatnya bukan cuma sakit perekonomiannya, tetapi juga sakit mentalnya. Apa-apa nyalahin pemerintah, apa-apa maunya disuapin dan nggak mau usaha.

Tau nggak kenapa Jerman bisa punya banyak uang? Apa-apa di Jerman itu dipajakin, jual gorengan pinggir jalan aja dipajakin. Memangnya ada tukang bakso keliling di Indonesia yang bayar pajak usaha?

Tapi uang pajak itu juga rakyat yang nikmati seperti saat-saat sulit sekarang ini. Di Indonesia disuruh bayar BPJS aja protes, gimana mau jadi negara maju kek Jerman atau Turki.

Kalau memang pemerintah kita masih banyak salahnya, yuk kita mulai aja dari kita rakyat jelata untuk memperbaiki negeri kita tercinta. Kita mulai dengan mengurangi keberpihakan politik berlebihan yang berujung kebencian, celaan dan menyerang secara personal. Kita satu Indonesia, kita ini saudara.

Untuk iboookkkk yang sudah memblokir saya di facebook, seni çok seviyorum!

0



1 Comment

???? very well said Mba’ 🙂

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog