Pisa || Cosmopolitan Golf & Beach Resort

Ini tentang liburan kami akhir musim panas lalu. Seperti biasa, Mr. Ottoman selalu nggak jelas tujuannya sampai detik-detik terakhir. Dia sendiri yang heboh pengen liburan dan dia juga yang bingung mau kemana. Tadinya dia mau ke Turki lagi. No! Saya langsung nggak setuju. Masa iya dalam setahun liburannya bolak-balik ke Turki. Akhirnya terpilihlah Italia.

Selain Mr. Ottoman kurang suka wisata kota dan keramaian, dia juga maniak pantai. Kemana-mana maunya liburan dipinggir pantai. Meskipun saya juga suka pantai, tapi saya juga menyukai wisata-wisata kota tua dan bangunan-bangunan bersejarah. Akhirnya ambil jalan tengahnya, dia booking resort dipinggiran kota Pisa yang dekat pantai. Cosmopolitan Golf & Beach Resort jadi pilihan dia. Klo soal hotel saya lebih gampang. Nggak harus hotel mahal, backpacker-an juga ok. Tapi nggak dengan Mr. Ottoman. Dia punya masalah tidur. Jadi harus cari penginapan yang nyaman, nggak harus bintang 5 sih. Yang penting nyaman, bersih dan nggak berisik aja.

Kami memutuskan untuk tidak naik pesawat, melainkan mobil pribadi. Mengingat kami juga berencana ke kota lain seperti Florence yang juga ada di Propinsi Tuscany. Perjalanan dari kota Stuttgart harusnya hanya delapan jam. Tapi karena macet, jadilah total waktu tempuhnya sepuluh jam. Buat saya yang suka menikmati perjalanan jauh, waktu segitu nggak ada apa-apanya. Lagian dulu saya juga sering bepergian keluar kota sampe lebih dari sepuluh jam dengan menggunakan bus. Tapi Mr. Ottoman nggak biasa. Buat dia itu kelamaan.

Memang sih ya waktu lewat jalan tol di Jerman terasa membosankan karena jalannya lurus aja dan pemandangannya itu-itu aja, cuma pepohonan. Tapi waktu udah masuk daerah Bodensee, widihhhh….jangan ditanya deh pemandangannya. Klo bisa ini mata nggak usah kedip sangking indahnya. Apalagi waktu memasuki Austria dan Swiss. Ngelewatin Pegunungan Alpen dan Danau Lucerne yang indah itu.

Kami beristirahat di Danau Lucerne, Swiss. MasyaAllah sekali ciptaan Allah ini. Meskipun saat itu mendung, keindahannya dimata saya nggak berkurang sedikitpun. Karena ngejar waktu supaya nggak kemaleman, kami cuma istirahat 15 menit. Lanjut lagi sampe lewat perbatasan Italia kami melalui jalan pegunungan naik dan turun, menembus terowongan demi terowongan yang ada didalam perut gunung. Bahkan ada terowongan sampe lima kilometer panjangnya karena gunungnya gede banget.

Masuk kawasan Italia, kami isi bensin. Ini yang penting untuk diingat. Jangan pasrah waktu yang jaga pom bensinnya mau ngisiin bensin seperti yang terjadi sama kami. Kami kira itu gratis kek di Indonesia, nggak taunya bayar. Yang lebih nyeseknya bayarnya 1 euro per liternya hanya untuk jasa masukin bensin ke tanki mobil 🙁

Masuk ke kawasan Kota Pisa udah jam 8 malam. Berhubung agak nyasar, jadi kami sempat beberapa kali muterin kota. Resort Cosmopolitan ini lokasinya memang di pinggiran. Agak susah nyarinya, mungkin juga karena udah malam.

Akhirnya ketemu juga tuh resort. Saya nunggu di mobil, si Mister check in. Sambil nunggu urusan check in selesai, saya lihat-lihat sekeliling. Heran juga pas pertama nyampe. Katanya resort ini punya pantai pribadi, tapi kok suara ombaknya nggak kedengeran ya. Malam itu nggak mau pusing-pusing dulu soal pantai. Yang penting isi perut dan tidur buat energi besok.

Kami ambil kamar model apartemen yang ada dapurnya. Tempatnya bersih, tempat tidurnya luas dan ada balkonnya juga yang mengarah ke kolam renang. Dan harganya juga sangat terjangkau. Kami dapat harga 40 euro per malamnya. Tapi nggak ada petugas kebersihan yang ngebersihin kamar selama kami nginap disana. Mungkin harus bayar lagi untuk bebersih. Sayangnya tv nya nggak ada di ruang tidur, cuma ada di ruang dapur.

Kamar tidur dari arah dapur
Kamar tidur dari arah balkon

Nggak ada petugas juga untuk angkat-angkat barang. Jadi kami angkat koper sendiri. Bukan cuma koper, tapi isi kulkas. Iya, saya memang lebih suka masak sendiri kalau wisata disekitaran Eropa. Kecuali Turki karena saya sedikit lebih cocok dan sudah terbiasa juga dengan makanan Turki. Selain itu, di Eropa kita juga harus lebih teliti soal makanan. Bukan cuma babi yang jelas dan nyata haram saja yang nggak boleh kita makan, tapi banyak makanan di restoran sini yang bahan utamanya halal untuk orang islam seperti kentang, telur dan sayur-sayuran, tapi saat proses memasaknya juga dicampur alkohol ataupun zat-zat yang diharamkan dalam islam. Karena itu saya prefer penginapan yang ada dapurnya. Nggak apa-apa repot sedikit.

Begitu nyampe kamar, seorang petugas perempuan ngasi penjelasan dalam Bahasa Inggris soal peraturan-peraturannya. Nggak lama sih karena sebenarnya dia udah habis jam kerjanya. Cuma nungguin kedatangan kami aja tadi.

Saya langsung bongkar-bongkar bahan makanan. Tips memasak saat travelling ala saya, bawa bahan makanan yang mudah dimasak dan nggak butuh waktu lama. Malam itu saya masak spageti yang sausnya udah disiapin dari rumah. Jadi tinggal rebus spagetinya, hangatin sausnya dan taburin kejunya. Nggak nyampe setengah jam itu makanan udah terhidang di meja.

Dapur dan ruang makan
Tv di sudut ruang makan dekat pintu masuk

Perut kenyang, matapun demo minta ditutup. Sebelum ke tempat tidur, bersih-bersih dulu donk. Apalagi setelah perjalanan jauh. Alat-alat mandi yang ada disini cuma handuk, sabun mandi dan sampo. Selebihnya nggak ada. Oya, alat-alat bebersihnya lengkap. Ada sapu, kain pel dan lain-lainnya. Jadi kita bisa bebersih sendiri tanpa bayar tambahan.

Sekitar jam sebelas malam roh kami udah melayang-layang. Selain capek, suasanya disini juga sepi banget. Bikin cepat pules tidur.

Lanjut ke cerita besoknya ya. Eits….di post selanjutnya aja. See u 😉

0



2 Comments

Selalu suka baca blog kakak..keep writing..

Reply

thank u

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog