Sigacik, Desa Wisata Cantik Peninggalan Yunani di Izmir

Kembali lagi ke pembahasan liburan kami di Izmir. Didekat resort tempat kami menginap, ada sebuah desa wisata cantik bernama Sigacik Village Market. Konon kabarnya dahulu desa ini pernah dikuasai Yunani. Hal itu bisa terlihat dari bangunan-bangunannya yang didominasi warna putih biru, persis seperti bangunan di Yunani. Dipercantik lagi dengan bunga-bunga bougenville dan mawar yang tumbuh liar dan besar disetiap rumah. Tetapi untuk desain interiornya tetap bergaya khas Turki.

Karena jaraknya yang dekat, kami sempat beberapa kali kesini. Dari depan resort ada mini bus yang melewati Sigacik Village Market. Sebelum memasuki desa wisata, ada sebuah pelabuhan kapal-kapal konglomerat disini. Namanya Teos Marina. Jadi yang nggak markirin kapalnya disini, nggak boleh masuk kedalam. Mau masuknya juga pake tanda pengenal. Tapi klo cuma sekedar jalan-jalan dipinggirannya juga bisa, sambil foto-foto untuk mempercantik feed instagram. Juga ada banyak kafe disekitarnya sekedar untuk leyeh-leyeh sambil mimpiin bisa markirin kapal pesiar sendiri disini 😀

Pertama kali datang ke Sigacik Village Market, suasananya nggak terlalu rame. Waktu itu kami masuk lewat belakang, setelah ngelewati benteng peninggalan masa-masa perang. Disambut sebuah toko souvenir. Disini harganya lebih mahal dibandingkan di kota Izmir. Gantungan kunci 10 lira cuma dapat 2. Sedangkan di Izmir dengan harga yang sama bisa dapat 3 untuk jenis yang sama. Terus penjual laki-laki di toko ini juga nggak ramah, mukanya cemberut. Tapi kami nggak beli juga sih, cuma liat-liat aja.

Teruslah kami jalani setiap lorong-lorong di desa wisata itu. Selain toko souvenir dan kafe, disini rata-rata rumahnya dijadiin penginapan. Dan yang khas itu setiap rumah pasti ada bunga bougenvile besar yang cantik-cantik. Instagramable banget deh. Cocok banget untuk orang yang narsis foto.

Kami sempat mencicipi sepotong börek dan es jeruk lemon. Di Turki es jeruk lemon ini udah kek es cendol klo di Indonesia, dimana-mana pasti ada dan murah meriah.

Nggak lama sih kami disini dan nggak beli apa-apa juga karena memang nggak ada yang cocok. Langsung pulang ke resort. Nah pas ketemu Khaidir, temen kami di resort, dia bilang klo setiap minggu ada pasar minggu di Sigacik Village Market. Langsung aja besoknya bareng-bareng sama Khaidir kami kesana.

Bener aja, pasar minggunya rame banget dan jualan macem-macem. Ada yang jual sabun mandi handmade dari bunga-bungaan yang harumnya nggak ketulungan, aneka makanan Turki (ini yang bikin Mr. Ottoman girang banget), macem-macem souvenir (ada yang handmade juga). Akhirnya kami pun beli macem-macem. Beli souvenir sepeda handmade yang ada tulisan nama kita berdua cuma 10 lira, turkish delight ukuran sedang 3 bungkus cuma 10 lira, sabun muka dari buah zaitun (lupa harganya), manisan jeruk lemon dan jeruk biasa. Setiap yang jual makanan, pasti ada testernya. Yang paling suka pas nyicipin turkish delight bunga mawar. Enak banget. Manisannya juga enak dan bikin nagih, sampe-sampe saya malu sama yang jual karena Mr. Ottoman ngabisin testernya.

Berhubung banyak tempat yang belum saya lihat sebelumnya, saya jalan sendirian kesana kemari sambil foto-foto. Si Mister sama Khaidir asyik nongkrong di warung kopi. Nah, saya nemu satu penginapan yang banyak banget bunga bougenvile merahnya. Cantik banget sampe-sampe mau foto disini harus antri dulu. Jadi sebaiknya klo mau puas foto-foto di desa ini, datang selain hari minggu. Supaya nggak banyak gangguan.

Disini juga ada satu mesjid tua peninggalan bani ustmaniah. Saya suka arsitekturnya dan selama liburan disini mesjid ini mesjid kedua setelah yang di Izmir yang kami lihat. Memang kota ini berbeda dengan kota-kota lainnya di Turki dimana kita bisa dengan mudah menemukan mesjid.

Selesai mengunjungi pasar minggu di Sigacik Village Market, liburan kami pun hampir habis. Sisa dua malam lagi dan kami menikmati sisa dua hari itu di laut dan pantai.

0