6 Urutan Acara Pernikahan Turki

Ribet! Itu sih yang pertama kali ada di benak saya saat pertama kali menghadiri acara henna night seorang teman di Jerman. Padahal ya budaya di Indonesia juga nggak kalah ribetnya. Ribet memang menurut orang-orang seperti saya yang sukanya yang praktis dan simpel, nggak banyak ini itu apalagi sampe pesta berhari-hari. I’m not that kind of person.

Sebelum sampai ke acara puncak pesta pernikahan yang umumnya diadakan secara besar-besaran dan mengundang ribuan orang, ada beberapa tahap yang harus dilalui calon pengantin Turki dan keluarganya. Berikut 6 urutan acara pernikahan Turki yang saya dapatkan dari acara pernikahan keponakan suami dan saudara-saudaranya. Bisa jadi nggak sama semua sama orang Turki lainnya.

1. Perkenalan

Perkenalan adalah tahapan yang paling mendasar. Meskipun kedua keluarga calon pengantin sudah saling mengenal, biasanya akan ada pertemuan formal perkenalan dua keluarga yang akan menjadi satu. Acara perkenalan ini tidak dihadiri banyak orang. Biasanya cukup anggota keluarga inti saja dan yang terpenting adalah orangtua. Di acara perkenalan ini juga biasanya ditentukan tanggal pertunangan.

2. Tunangan

Sama seperti acara pertunangan di Indonesia, dalam budaya Turki acara pertunangan juga melakukan tukar cincin antara calon pengantin. Acara tunangan orang Turki juga digabung dengan acara hantaran. Calon mempelai pria beserta keluarganya membawa barang-barang hantaran keperluan calon pengantin wanita. Isinya hampir sama seperti di Indonesia. Ada pakaian, kosmetik, handuk, perhiasan, buah-buahan, aneka kue dan lainnya.

Acara tunangan keponakan suami

Di acara ini juga biasanya calon pengantin wanita buatin kopi pake garam untuk calon suaminya. Dan calon pengantin pria harus ngabisin kopi asin itu. Lucu juga sih ini.

Malamnya acara bongkar-bongkar seserahan bareng keluarga. Kek di Indonesia juga klo ini.

3. Akad Nikah

Meskipun dalam agama islam akad nikah adalah hal yang paling penting, tapi dalam adat Turki biasanya akad nikah dilakukan secara sederhana dan hanya dihadiri keluarga inti saja. Baik di Turki maupun di Jerman, akad nikah tidak wajib dilakukan di mata negara. Itulah sebabnya ada juga orang Turki yang hanya menikah secara negara dan tidak melakukan akad nikah.

Akad nikah bisa dilakukan di mesjid atau di rumah dengan menghadirkan imam mesjid sebagai orang yang menikahkan. Acaranya juga nggak heboh dan nggak harus pakai pakaian khusus. Juga nggak ada ngundang-ngundang orang.

4. Kına Gecesi (Henna Night)

Sehari atau dua hari menjelang pesta pernikahan diadakan kına gecesi atau henna night. Acara ini hanya untuk perempuan kecuali calon mempelai pria dan anak-anak. Inti acaranya adalah pemakaian henna di tangan pengantin.

Pengantin wanita dipakaikan kain tipis penutup kepala berwarna merah yang menjulur sampai ke dada dan duduk di kursi bersama pengantin pria. Satu per satu orang-orang penting seperti ibu, tante, kakak perempuan atau adik, teman-teman terdekat memakaikan henna di tangan dan jari-jari mereka. Ini acaranya juga ada nangis-nangisnya.

Jangan salah, hennanya nggak dipake semalaman. Selesai acara inti ini biasanya langsung dicuci. Nggak seperti kebanyakan orang Indonesia yang pake henna semalaman.

Ada satu hal yang mengganjal sih buat saya di acara henna night ini. Biasanya setelah selesai orang-orang terdekat si pengantin ini memakaikan henna, mereka membentuk linkaran lalu mengucap takbir sambil keliling. Tapi banyak yang berpakaian sexy. Kurang pas aja menurut saya. Tapi namanya juga udah adat mereka.

Setelahnya acaranya ya cuma joget-joget sampe tengah malam, ada juga yang sampe pagi. Ada jeda acara makan malam sih. Disini juga pada ngasi duit ke pengantinnya. Henna night ini udah seperti pesta. Memang pesta sih, pesta melepas masa lajang di pengantin wanita. Sewa gedung, catering, musik pengiring dan buat baju khusus juga.

5. Pesta Pernikahan

Ini acara puncaknya. Pesta pernikahan orang Turki biasanya sangat meriah, apalagi klo ngadainnya di Jerman. Nggak sedikit orang Turki di Jerman yang pinjam duit ke bank dan bahkan ada yang sampe jual rumah untuk ngadain pesta pernikahan karena memang pesta pernikahan Turki itu ngabisin banyak duit. Mulai dari jumlah tamu ribuan, sewa gedung, catering, musik pengiring dan lain-lainnya.

Pesta pernikahan Turki biasanya dimulai sore hari. Pengantin pria dan keluarganya datang ke rumah pengantin wanita untuk dijemput dan dibawa ke tempat pesta. Tapi sebelum itu masih ada tahapan-tahapan lagi yang harus dilalui.

Pengantin pria dan keluarganya datang ke rumah pengantin wanita

Pengantin pria datang dengan iring-iringan musik membawa keluarganya. Adatnya mirip seperti adat mandailing dimana pengantin pria nggak boleh masuk dan dihalangi oleh adik atau saudara pengantin wanita. Si pengantin pria harus ngasi sejumlah uang supaya bisa masuk. Kalau si penjaga pintu bilang masih kurang, ya harus ditambah terus.

Begitu bisa masuk, pengantin wanita udah disembunyiin. Jadi pengantin pria harus nyari dimana pengantin wanitanya. Kek main petak umpet 😀

Setelah ketemu biasanya pengantin wanita minta izin sama orangtuanya, om dan tantenya, kakak adik dan saudara-saudara lainnya. Tangisan pun mulai sahut sahutan. Biasanya ibu-ibu karena ini jadi pertanda bahwa si anak perempuan sudah bukan milik mereka lagi dan akan dibawa suaminya. Acara ini juga diiringi musik.

Keluar dari pintu rumah adatnya justru mirip adat jawa, pecah kendi. Nggak tau sih ya ini di semua Turki atau daerah tertentu saja. Saya sampe jongkok ngeliatin kendi yang dipecahin itu. Penasaran isinya apa. Nanya sama suami apa maknanya pecah kendi segala, dia malah baru liat ini 😀

Ini kendi yang dipecahin. Agak nggak jelas sih fotonya

Sebelum masuk mobil pastinya joget-joget ditengah jalan sampe diliatin orang sekecamatan. Suara musik udah kek ngajak demo pake bawa tukang gendang raksasa segala. Klo di Turki lebih ekstrim lagi, pake acara bawa pistol segala. Trus ditembakin ke langit. Tapi di Jerman dilarang bawa pistol.

Pengantin dan iring-iringannya melakukan konvoi keliling kota sambil nyalain klakson sahut-sahutan. Nggak langsung ke gedung pesta, tapi ke suatu tempat untuk foto pernikahan dulu. Tempat yang cantik semacam taman atau tempat-tempat iconic tempat mereka tinggal. Sambil joget-joget lagi pastinya.

Foto-foto dan joget-joget di Berlin Gate

Puas foto-foto dan joget-joget sampe keringetan, baru deh ke tempat acara pesta dimana tamu-tamu udah pada nungguin. Begitu pengantin masuk ya langsung joget lagi. Pokoknya acara pesta pernikahan Turki itu full of joget-joget.

Setelah itu istirahat acara makan, selesai makan lanjut joget lagi. Bukan pengantinnya aja yang joget ya tapi semua tamu dan siapa aja yang mau joget.

Acara puncaknya adalah acara ngasi sumbangan yang diumumin pake mikropon. Siapa yang nyumbangnya sedikit ya ketauan. Biasanya klo saudara itu ngasi emas. Terus si pengantin wanita dikalungin kain merah panjang di lehernya untuk gantungin duit.

Setelah acara ngasi sumbangan ini selesai, joget lagi sampe pagi. Asli mereka nggak ada capeknya joget-joget. Saya yang nonton aja capek 😀 Itulah salah satu sebab saya nggak mau pesta ala Turki. Saya nggak suka joget didepan orang rame. Nggak sanggup juga joget berjam-jam gitu.

Joget-joget
6. Bulan Madu

Ada pasangan yang besoknya langsung pergi bulan madu, ada juga yang beberapa hari setelahnya. Tapi umumnya sih mereka pasti melakukan bulan madu setelah acara pesta pernikahan yang meriah itu.

Gimana calon gelin? Siap joget sampe pagi?

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog