Suamiku Bukan Suamimu

Suamiku bukan suamimu, udah kek sinetron Indosiar belum judulnya ?? Pernah nggak iri ngeliat pasangan bucin mesra-mesraan di medsos? Khususnya pasangan campuran Indonesia-bule, lebih khusus lagi bule Turki.

Nggak sedikit orang pamer hadiah dari suaminya, misalnya sekedar ucapan terimakasih karena diajak jalan-jalan di hari anniversary pernikahan atau hadiah ulangtahun yang sangat romantis. Bahkan ada orang yang memamerkan hal remeh temeh tentang suami bulenya. Sah-sah aja sih menurut saya. Suami ya suami dia sendiri, udah halal. Yang haram itu kan mesra-mesraan sama suami orang. Amit-amit!

Saya sendiri nggak baper melihat yang begini dan klo saya perhatikan yang begini ini kebanyakan yang usia pernikahannya dibawah lima tahun dan tahun ini adalah tahun kedelapan pernikahan saya. Tapi dulu-dulu pun rasanya saya nggak pernah pamer-pamer hadiah dari suami atau pamer kemesraan. Suami juga melarang kemesraan di pamerin di medsos. Menurutnya itu adalah precious moment yang cukup kami berdua dan tuhan yang tau ? Oke-in aja asalkan uang belanja lancar, jalan-jalan juga lancar ?

Saya yakin yang udah nikah lebih lama bukan berarti nggak romantis. Bisa jadi mereka lebih romantis dan yang sering pamer-pamer di medsos itupun bisa jadi nggak seromantis dan seharmonis itu. Apalagi suami-suami Turki, kebanyakan malu-malu meong mau romantis-romantisan di depan umum. Tapi klo udah berdua, hmmmmm…..ya cuma mereka berdua lah ya tau wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk

Back to tema, suamiku bukan suamimu. Kadang klo ngeliat postingan new married couple, saya cuma bergumam dalam hati, “I’ve been there done that.”. Jadi, biarkan saja. Klopun ada pasangan yang udah lama nikah, masih mesra didepan umum, saya nggak pernah maksa suami juga begitu. Lagi-lagi, suamiku bukan suamimu.

Pernah saat mudik ke Indonesia ada seseorang yang nyeletuk gini, “Ih….suamimu banyak bulunya. Aku nggak suka laki-laki berbulu lebat.” Bukannya kesel tapi saya ketawa dengernya. Dia ini gimana ya, apa jangan-jangan dia berharap bisa jadi istri kedua suami saya?

Yang banyak bulu itu kan suami saya, lah kenapa dia bilang nggak suka laki-laki berbulu? Dia bilang berbulu karena waktu itu suami saya kebetulan berjenggot dan nggak cukuran beberapa hari. Lucu aja gitu, kan suamiku bukan suamimu. Kenapa dia yang mempermasalahkan?

Kecuali klo ada laki-laki yang mau melamar dia dan laki-laki itu berbulu lebat. Dalam kondisi ini barulah tepat dia bilang nggak suka laki-laki berbulu tebal. Nggak pantes aja gitu dia ngomentarin suami orang.

Memang punya suami bule itu lebih rentan dikomentari ini itu sama saudara, kerabat dan teman-teman. Yang dibilang kenapa botak lah, kenapa berbulu lah, kenapa kulitnya terlalu putih lah, macem-macem lah. Orang-orang begini yang perlu diedukasi bahwa suamiku bukan suamimu.

Ngomong-ngomong soal kulit putih, ada juga yang pernah komentar, “Aku gilo (jijik) sama laki-laki yang terlalu putih. Kek bukan lakik (laki-laki).” Ini udah ekstrim sih dan perlu dibasmi. Padahal laki-laki berkulit putih juga belum tentu mau sama dia.

Banyak orang terlalu perhatian sama suami orang dan mengabaikan suaminya sendiri. Buat kalian yang sudah lebih maju, nggak usahlah ngomentari suami orang. Apalagi sampe ngeluarin komentar yang bikin sakit kuping. Please lah, suamiku bukan suamimu dan nggak usah ngurusin suamiku ?

0



2 Comments

Hahahah… lucu banget si mba, perlu dibasmi. Iya juga tuh, bukan suami dia ko ngapain repot komen2 ya ×)

Reply

Kak kok bs bahasa Jawa juga. Iya bener bgt resek2 org mah kl komentar. G penting. Aplg org kampungku. Keliatan irinya karena berlebihan cara ngomongnya. Aku suka baca tulisan kakk.

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog