Basilica Cistern : Cikal Bakal Sistem Pengolahan Air Bersih

Diantara nama besar Hagia Sophia dan Mesjid Biru serta megahnya kedua bangunan itu, ada satu tempat wisata bersejarah diantara kedua bangunan paling terkenal di Istanbul ini yang sering diskip para turis. Dialah Basilica Cistern : cikal bakal sistem pengolahan air bersih.

Basilica Cistern yang bernama lain Yerebatan Sarnici (Istana Tenggelam) merupakan tempat penampungan air bersih yang dibangun diakhir masa kekuasaan Romawi Kuno dan awal pemerintahan Kekaisaran Bizantium. Kala itu Istanbul yang masih bernama Konstantinopel sama ramainya seperti sekarang dan mengalami kesulitan dalam penyediaan air bersih untuk penduduknya.

Kaisar Bizantium, Justinian I yang memimpin dan menguasai Konstantinopel saat itu mengambil keputusan untuk membangun tempat penampungan air bersih. Diperkirakan 7000 budak dikerahkan untuk membangun Basilica Cistern pada abad ke 6. Airnya sendiri diambil dari lembah hutan Belgrad yang berjarak 12 mil dari Konstantinopel.

Penampungan air seluas 9800 meter persegi dengan 338 tiang marmer ini awalnya tidak dikenali lagi setelah pemerintahan Ottoman meninggalkannya begitu saja. Lalu pada tahun 1544-1550 seorang turis asal Belanda, P. Gyllius datang ke Istanbul. Kedatangan Gyllius bukan untuk wisata semata, melainkan melakukan penelitian terhadap sisa-sisa peninggalan masa Bizantium. Ketika dia berjalan disekitaran Hagia Sophia, dia kaget melihat orang-orang mengambil air dari lubang sumur dan bahkan menangkap ikan. Lalu dia menelusuri sumber air itu sampai akhirnya ia menemukan Basilica Cistern.

Basilica Cistern ini letaknya di pusat wisata Sultan Ahmet. Jika kamu berdiri didepan Hagia Sophia dengan wajah menghadap ke Hagia Sophia, Basilica Cistern ini berada disebelah kirinya. Tinggal jalan sedikit aja. Banyak petunjuknya kok.

Nggak seperti pengunjung Mesjid Biru dan Hagia Sophia yang padat merayap, pengunjung Basilica Cistern masih tergolong wajar. Meskipun tetap antri beli tiket. Untuk masuk ke Basilica Cistern, kami harus beli tiket lagi karena Istanbul Museum Pass nggak termasuk Basilica Cistern. Harga tiket untuk turis lokal 10 lira sedangkan turis asing seharga 20 lira. Petugasnya kelihatannya nggak fokus. Mr. Ottoman udah bilang 1 tiket lokal dan 1 tiket asing, tapi dihargai lokal dua-duanya. Jadi kami cuma bayar 20 lira untuk dua tiket.

Mengunjungi Istanbul di musim panas yang cetar dan lengket di badan, cocok banget masuk ke Basilica Cistern. Begitu langkah kaki mulai turun kebawah, hawa dingin langsung nempel ke kulit. Adem banget. Keringet-keringet hasil kelayapan di musim panas semuanya rontok karena pori-pori kulit mulai mengatup kedinginan.

Pemandangan didalam Basilica Cistern dari pintu masuk

Setelah menuruni beberapa anak tangga, pengunjung langsung disambut sebuah studio foto mini. Disini pengunjung bisa foto-foto pake pakaian tradisional Turki. Tentunya harus bayar lagi. Waktu kami datang kesana antriannya cukup panjang.

Kami berjalan diantara tiang-tiang marmer. Kalian semua pasti tau kan gimana bau ruangan bawah tanah, lembab dan dingin. Begitulah suasana dibawah sini. Penerangannya remang-remang. Jadi kurang jelas yang dilihat. Bagusnya sih kesini bawa senter supaya bisa nerangin benda-benda bersejarahnya.

Yang paling terkenal disini adalah kepala terbaliknya si Medusa. Pasti kenal dong siapa Medusa. Itu loh salah satu perempuan dari 3 Gorgon bersaudara dalam mitologi Yunani. Ada banyak versi tentang kisah Medusa si kepala ular. Ada yang menuliskan Medusa adalah pelakor yang merebut suami Athena, Poseidon yang kemudian menyebabkan Athena murka dan menyihir Medusa menjadi wanita berkepala ular. Yang lebih seremnya lagi, siapa saja yang memandangnya langsung berubah menjadi batu. Jadi, itulah sebabnya patung kepala Medusa dibuat terbalik. Supaya pengunjung Basilica Cistern nggak ada yang jadi batu 😀 Udah kek anak durhaka aja ya, berubah jadi batu.

Ada dua kepala Medusa yang tersimpan di Basilica Cistern. Yang satu miring, yang satunya terbalik ada di paling ujung dan disini orang-orang pada ngelemparin uang koin. Saya sendiri nggak ngerti maksudnya apa.

Terlihat kecil dari luar, tapi Basilica Cistern ini banyak menarik perhatian orang-orang penting. Banyak pejabat negara yang menyempatkan diri berkunjung kesini. Bahkan beberapa film Hollywood juga mengambil latar Basilica Cistern. Salah satunya film yang dibintangi James Bond, From Russia with Love yang diproduksi pada tahun 1963. Bahkan tempat ini juga sempat dijadikan sebagai tempat konser musik lho.

Cekrek dulu walaupun gelap-gelapan dan nggak ada yang fotoin 😀

Kini Basilica Cistern difungsikan sebagai tempat wisata saja. Masih ada ikan-ikan yang hidup didalam kolam-kolam sisa waduk. Kalau kamu capek keliling-keliling, disini ada kafe untuk istirahat santai sejenak. Tapi sebenernya nggak perlu waktu lama untuk mengeliingi Basilica Cistern ini. Sebagian sudut ada yang ditutupi dan tidak dibuka untuk umum. Nggak tau deh isinya apaan.

Sebenernya saya agak takut jalan di lorong-lorongnya karena remang-remang dan gelap. Imajinasi langsung menjalar liar. Kali-kali aja ada makhluk-makhluk dari zaman Bizantium atau Ottoman yang ternyata hidup dibawah tanah sini atau mungkin ular-ular dikepalanya Medusa bisa hidup gitu 😀 . Soalnya si patung Medusa dengan kepala miring itu nggak ada penerangannya.

Kehebatan orang-orang di masa non gadget sehingga bisa menghasilkan waduk Basilica Cistern inilah yang menjadi cikal bakal sistem pengolahan air bersih di seluruh dunia. Banyak peneliti datang kesini untuk melihat bagaimana masyarakat Bizantium membangun tempat sekokoh ini dibawah tanah, tanpa teknologi canggih pula dan mencontoh sistem pengairan yang mereka buat.

0



1 Comment

Ini kalo gak salah Basilica Cistern juga jadi salah satu latar tempat di novelnya Dan Brown yang Inferno 😀

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog