Kayaköy, Kota Hantu di Selatan Fethiye, Turki

Dengar cerita tentang kota hantu Kayaköy udah dari setahunan yang lalu waktu pertama kali mengunjungi Fethiye. Baru kesampek-an kesini tahun ini. Lagi pandemi pula. Traveling di masa pandemi membuat kami nggak bisa banyak bergerak kemana-mana. Keluar resort wajib pake masker meskipun didalam mobil. Suami yang maunya cuma leyeh-leyeh di resort aja akhirnya mau keluar kandang dan kami pun sampai juga di Kayaköy, kota hantu di selatan Fethiye, Turki.

Secara geografis Kayaköy terletak 8 kilometer sebelah selatan Kota Fethiye, Provinsi Muğla, Turki. Dalam Bahasa Yunani modern Kayaköy dinamai Levissi.

Sejarah

Tercatat Kayaköy mulai ada sejak abad ke 13 sampai awal abad ke 20 (tahun 1923). Dulu Kayaköy merupakan rumah bagi sekitar 20.000 umat muslim Anatolia dan umat kristiani ortodox. Umat muslim dan kristen disini hidup berdampingan dengan harmonis seperti saudara. Umat muslim kebanyakan bekerja sebagai petani, sedangkan umat kristen ortodox sebagai pengrajin. Mereka saling tolong menolong tanpa ada pertengkaran. Damai dan tenang, itulah gambaran menarik kehidupan antar umat beragama di masa itu di Kayaköy.

Nggak cuma itu, Kayaköy dulu termasuk kawasan yang makmur. Ada sekitar 3500 rumah disini. Mereka memiliki sekolah, tempat ibadah, dokter, apotek, gedung pemerintahan dan bahkan menerbitkan surat kabar sendiri.

Salah satu bangunan peninggalan penduduk Kayaköy

Sejak terjadinya Perang Yunani-Turki tahun 1919-1922, Kayaköy mulai ditinggalkan penduduknya. Hubungan yang harmonis antara umat muslim dan kristen yang sudah terjalin cukup lama pun mulai terjadi gesekan karena status politik kedua negara tersebut.

Puncaknya adalah tahun 1923 dimana Turki dan Yunani membuat Perjanjian Lausanne yang berisi tentang pertukaran umat kristen ortodox di Turki dengan umat muslim yang ada di Yunani. Tapi tidak termasuk umat kristen ortodox yang tinggal di Istanbul, mereka tetap boleh tinggal di Istanbul.

Politik Turki saat itu juga sedang hancur-hancurnya karena tahun 1923 adalah tahun dimana Dinasti Utsmaniyyah runtuh dan kemudian terbentuklah Negara Republik Turki berpaham sekuler dibawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk.

Umat kristen ortodox di Kayaköy saat pertukaran itu terjadi jumlahnya sekitar 6000 orang dan semuanya dibawa ke Yunani sebagai pengganti umat muslim yang dikembalikan ke Turki.

Bangunan-bangunan yang tersisa saat ini merupakan bangunan peninggalan abad ke 18. Tahun 1957 terjadi gempa bumi dahsyat sekitar 7,1 skala richter di Fethiye yang mengakibatkan banyak bangunan yang hancur. Ada sekitar 500 rumah yang tersisa, bangunan sekolah, gedung pemerintahan dan beberapa gereja yang bisa dikunjungi pengunjung.

Gereja peninggalan kristen ortodox di Kayaköy
Kayaköy Saat Ini

Saat ini Kayaköy bergelar Desa Persahabatan dan Perdamaian Dunia oleh UNESCO. Pemerintah Turki sejak tahun 2014 berencana memperbaiki tempat ini agar lebih layak.

Ada dua cara masuk ke kawasan ini. Pertama dari depan dengan membayar tiket 10 lira. Waktu kami kesana nggak tau kenapa bapaknya bilang nggak boleh dipublish soal tiket masuk. Akhirnya pas mau pulang baru tau klo ternyata banyak yang masuk dari belakang dan nggak bayar.

Kami juga sempat masuk ke rumah yang katanya menjadi satu-satunya rumah peninggalan penduduk Kayaköy yang masih tersisa paling utuh beserta fotonya. Nggak tau bener atau nggak. Tapi rumah-rumah penduduk disini itu memang rata-rata cuma memiliki dua atau tiga ruangan saja yaitu dapur, kamar tidur untuk semua anggota keluarga dan ruang tamu. Bahkan ada yang ruang tidur dan ruang tamunya jadi satu.

Satu-satunya rumah penduduk Kayaköy yang katanya masih utuh

Di musim panas biasanya ada bus yang bawa penumpang kesini, tapi bisa juga sewa taxi klo nggak mau ribet. Bagi yang suka hiking, cocok untuk menelusuri Kayaköy yang berbukit batu. Tapi nggak cocok hiking di bulan Juni sampe akhir September yang cuacanya ngengigit dan panas terik.

Kayaköy Si Kota Hantu

Banyak yang bilang Kayaköy ini kota hantu tempatnya jin-jin dan hantu-hantu tinggal. Wajar aja sih karena memang pas masuk kesini itu tempatnya sunyi, angin semilir sepoi-sepoi. Cuma ada beberapa pedagang di pintu masuk dan dibelakang.

Klo di Indonesia mungkin udah di jadiin tempat acara uji nyali 😀 Tapi di Turki nggak ada acara begituan. Mostly orang Turki juga percaya jin yang dalam adat mereka nggak boleh disebut namanya, cuma boleh bilang ” Si tiga huruf”. Bagi orang Turki ya si tiga huruf ini hidup di alam mereka aja dan manusia hidup di alamnya juga. Jadi hidup masing-masing aja, bukan dijadiin sahabat kental 😀

Jin pastinya ada di Kayaköy ini. Di daerah-daerah biasa pun ada juga kok. Apalagi daerah tanpa hunian begini. Udah ada rumahnya lagi. Kan nggak perlu repot itu jin-jin bangun rumah lagi.

Menurut ibu pedagang souvenir didepan, dia nggak pernah liat hantu atau jin disini. Padahal udah puluhan tahun tinggal disini.

Ibu pedagang souvenir

Bisa nggak kalian ngebayangin kalian lahir dan dibesarkan di suatu tempat, bahkan sampai tua. Pastinya tempat itu sudah menjadi kampung halaman kalian sendiri. Lalu kalian disuruh meninggalkan tempat itu hanya karena drama politik antar negara. Menyedihkan sih menurut saya. But that’s life, Siapa yang berkuasa, dialah yang paling berhak melakukan perubahan banyak hal.

0



2 Comments

Hai Mba Anne. Saya pernah diceritakan juga kisah ini, tapi gak pernah tahu soal kota Kayakoey. Kalau dilihat begitu saja memang spooky ya. Bangunan tua, sudah gitu kayak habis di-bom wkwk. Jadi penasaran gimana cara hidup penduduknya dulu, mereka bertani apa, mengrajin apa, terus gimana mereka tidur kok barengan, apa pada jadi sarden gitu. Saya pernah mampir sebentar ke kota yang pernah ditinggalkan juga, tapi masih bagus. Lokasinya di Italia yang di sisi gunung, tetanggaan sama Austria dan Slovenia. Kota itu gak berpenghuni karena semua migrasi ke kota yang lebih modern. Maklum di gunung kan susah mau apa apa ya. Sampai-sampai pemerintah sana kasih uang kalau ada yang mau ninggalin hihihi.

Reply

wah…asyik ya
klo boleh tau apa nama kotanya?
mana tau nanti bisa main-main kesana 🙂

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog