Camping Day 2 || Cross the Jungle

Energi udah full charged, nggak ada celah untuk bangun siang. Para emak yang punya anak udah sibuk nyiapin sarapan untuk anak-anaknya. Anak-anak yang nggak ada capeknya pun udah lari-larian lagi, padahal masih jam 7 pagi. What a beautiful chilhood.

Lagi asik-asiknya masak Indomie buat sarapan, eh tiba-tiba hujan rintik-rintik seluncuran kedalam wadah Indomie yang lagi mendidih. Kuah Indomie plus air hujan judulnya 😀 Langsung masuk tenda menikmati indomie rebus sambil dinyanyiin hujan.

Nggak lama hujannya berhenti. Acara harus terus berlanjut. Hari ini agendanya cross the jungle di kawasan Eistobel, Allgäu. Allgäu memang terkenal dengan alamnya yang molek.

30 menit waktu yang kami butuhkan untuk sampai kesini dari Gitzenweilerhof. Setelah parkir mobil (parkirnya gratis untuk pengunjung), lalu bayar tiket masuk 2,5 euro untuk dewasa. Sedangkan untuk tiket grup sebesar 2 euro. Lumayan hemat 50 cent.

Melewati pintu masuk langsung disuguhi jalanan menurun. Walaupun turunan rasanya nggak memerlukan banyak tenaga, tapi agak bahaya karena banyak akar pohon yang memberontak keluar. Lumayan bikin capek juga karena kaki harus direm terus supaya nggak bablas.

Turunan dari pintu masuk

Selesai melewati jalur turunan, kami langsung disambut sungai. Nggak perlu dipertanyakan lagi sungai di Jerman, pastinya bersih dan jernih, no sampah kecuali daun yang nggak masuk kategori sampah. Diatasnya ada jembatan ArgentobelbrĂźcke yang merupakan jalan menuju sebuah kastil.

Kami mengambil jalur ke kanan. Sampai disini saya sudah takjub dengan keindahannya, juga kekompakan antara pemerintah dan masyarakat Jerman yang mampu menjaga alam dengan baik. Nggak ada satu sampah pun disini. Semua pihak benar-benar sadar untuk mencintai alam, bukan sekedar menamai dirinya sebagai pecinta alam tapi tetap buang sampah sembarangan.

Setelahnya ada air terjun kecil, mungkin nggak bisa juga disebut air terjun karena hanya seperti satu turunan pendek. Tapi tetap menarik perhatian. Disini udah pada nyebur sampe jadi tontonan orang Jerman. Umumnya memang tempat-tempat begini di Jerman nggak boleh mandi-mandi. Berhubung nggak ada tulisan larangannya, berarti boleh.

Lanjut jalan lagi, ketemulah air terjun pertama (erste Wasserfälle) yang unik dengan lubang-lubang dalam seperti kolam pemandian. Saya cuma berani duduk di pinggirannya aja karena arusnya juga deras.

Nggak jauh dari erste Wasserfälle langsung ketemu air terjun berikutnya, großer Wasserfäll. Air terjun ini agak sulit dijangkau. Jadi cuma bisa dinikmati dari kejauhan.

großer Wasserfall

Tadinya saya kira udah selesai acara cross the jungle ini dan balik pulang karena udah ketemu air terjunnya. Ternyata belum, perjalanan masih panjang.

Berikutnya ada tempat namanya Zwinger. Tempat ini menurut saya unik sekaligus mistis. Ada bebatuan besar dibawahnya yang memaksa air berbelok arah. Disini juga dibuat semacam jembatan yang memungkinkan pengunjung melihat aliran dibawahnya.

Zwinger

Hohe Wand adalah nama tempat selanjutnya setelah Zwinger. Hohe Wand merupakan dinding batu pasir setinggi 50 meter. Tempat ini sangat cocok bagi yang suka berjemur dan santai-santai karena ada tempat seperti pantai pasir putih di pinggirannya. Kami juga sempat istirahat disini.

Hohe Wand

Di kawasan Hohe Wand ini juga ada air terjun lagi yang setelahnya ada aliran seperti kanal berwarna hijau pekat bening dan dalam. Airnya tenang tapi pasti bahaya. Karena itu di daerah ini ada tulisan larangan mandi-mandi.

Air terjun di kawasan Hohe Wand

Lanjut jalan lagi ngelewatin jembatan gantung. Jalannya menanjak, juga banyak akar-akar pohon. Kadang ketemu jalan yang basah walaupun nggak hujan karena banyak mata air kecil disekitarnya.

Akhirnya nyampe juga di air terjun terakhir. Menurut saya ini yang tercantik diantara semuanya. Diatasnya ada jembatan gantung untuk jalur balik keluar hutan.

Air terjun terakhir di Eistobel

Tempat ini juga jadi tempat favorit pengunjung dan spot foto terlaris. Untungnya waktu kami kesini bukan weekend, pengunjung lain nggak terlalu banyak.

Duduk kearah air terjun, diam sejenak cuma dengerin suara air bikin betah dan nggak mau pulang. Kenapa campingnya nggak disini aja 😀

Lambung dan teman-temannya udah demo minta diisi. Akhirnya kami memutuskan pulang duluan karena lebih gampang dibandingkan yang punya anak. Nyampe Gitzenweilerhof langsung hujan. Ngopi-ngopi sebentar, langsung nyalain panggangan. Panggang daging, sosis, ikan dan nyiapin yang lain-lainnya supaya klo yang lain nyampe udah tinggal makan aja.

Camping masih lanjut besok…

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog