Naik Kendaraan Umum di Istanbul, dari Bandara Sabiha Göcken ke Sultan Ahmet

Sebenernya ini cerita yang tertinggal dari liburan ke Istanbul musim panas lalu. Liburan maksa dan disempet-sempetin disela-sela jadwal mudik ke rumah mertua di Samsun. Berhubung kami ke Turki tidak melalui jalur darat, pastinya kami nggak punya mobil pribadi selama di Turki. Jadi di tulisan kali ini saya mau cerita tentang naik kendaraan umum di Istanbul, dari Bandara Sabiha Göcken ke Sultan Ahmet.

Kami menginap di jantung wisatanya Istanbul yaitu kawasan Sultan Ahmet yang berada di Istanbul bagian Eropa. Sedangkan pesawat kami landing di Bandara Sabiha Göcken yang ada di Istanbul bagian Asia. Untuk sampai kesana kami membutuhkan waktu selama satu jam perjalanan dengan menyeberangi Selat Bosphorus.

Just landing di Bandara Sabiha Göcken

Ada enam cara untuk bisa sampai ke Sultan Ahmet. Yang pertama naik mobil pribadi, taxi (tapi lumayan mahal), shuttle bus dari hotel, kereta, kapal dan yang terakhir dan yang paling banyak diminati adalah naik HAVABUS yang harganya murah meriah yaitu 15 lira saja atau sekitar 30-an ribu rupiah sampai ke daerah Taksim.

HAVABUS tidak jalan sampai ke kawasan Sultan Ahmet. Pilihannya ada dua, berhenti di Kadiköy atau Taksim dan kami memilih taksim. Sangat mudah menemukan bus ini di Bandara Sabiha Göcken. Begitu keluar bandara, bus ini sudah tampak berbaris rapi menunggu para penumpang.

Dari Taksim tadinya kami masih bingung mau naik apa ke hotel. Jaraknya udah nggak terlalu jauh. Tadinya saya ajak Mr. Ottoman naik tram. Tapi setelah dipikir-pikir kalau naik tram kami harus jalan lumayan jauh lagi sampai ke hotel. Akhirnya pilihan jatuh ke taxi.

Istanbul Asian side from the top

Eits…tunggu dulu. Nggak bisa sembarangan kalau naik taxi. Sebelumnya saya udah baca-baca kalau di Istanbul banyak scam taxi yang hobi nipu turis khususnya yang nggak bisa Bahasa Turki. Meskipun perginya bareng Mr. Ottoman yang asli Turki, tetap aja akan kelihatan klo dia juga bukan warga Istanbul.

Akhirnya kami putuskan naik BITAXI dan pesan dari aplikasinya langsung. Ini cara teraman untuk menghindari scam. Sebenernya si BITAXI ini juga udah banyak yang mondar-mandir didepan kami. Banyak banget malahan taxi disini. Tapi tetap merasa kurang yakin klo nyetop taxi pake tangan yang dilambaikan 😀

Ternyata eh ternyata si abang taxi ada disekitar kami juga. Langsung kami naik dan yang bikin yakin itu disetiap BITAXI pasti ada CCTV nya. Argonya juga berjalan normal. Soalnya biasanya taxi scam itu nggak mau nyalain argo taxinya dan penumpang dibawa muter-muter supaya bayarannya mahal.

As always, Mr. Ottoman dan si abang supir taxi ngobrol asyik kek saudara yang dah lama nggak ketemu. Aman lah klo begini. Pasti terhindar dari scam.

Jalanan Istanbul masih jauh lebih bagus dari Jakarta menurut saya klo soal macetnya dan 1000 X lebih bagus dari Medan kota kelahiran saya tercinta klo dari segi kemulusan aspalnya 😀 Tapi ya tetap tipikal kota megapolitan, macet is a must. Untungnya macet di Istanbul itungannya cuma menit, bukan berjam-jam kek di Jakarta.

Taxi kami nggak bisa jalan sampe kedepan pintu hotel karena ada orang nggak bertanggungjawab parkir mobil sembarangan dan nutup jalan. Tapi udah nggak jauh sih. Akhirnya bayar sekitar 21 lira. Nggak nyampek 30 ribu rupiah. Murah kan.

Segitu aja pemirsah cerita perjalanan dari Bandara Sabiha Göcken ke hotel kami di kawasan Sultan Ahmet. Besok kita lanjutin cerita yang tertinggal lainnya dari Istanbul.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog