Temenan Sama Orang Indonesia di Luar Negeri, Yay or Nay?

Ada yang bilang kalau tinggal di Jerman baiknya jangan bergaul dengan orang Indonesia supaya lancar bicara bahasa lokal. Saya juga pernah dengar ucapan beberapa orang yang bilang kalau mereka malas bergaul dengan sesama orang Indonesia. Entah kenapa saya juga nggak tau. Yang pasti orang-orang seperti itu memang ada. Diajak kumpul-kumpul nggak pernah mau. Yang bikin mirisnya itu, saat tertimpa musibah dan ada perlunya pasti datangnya ke kumpulan orang-orang Indonesia juga.

Memilah-milih dan membatasi pertemanan adalah hak setiap orang. Kita nggak bisa maksain seseorang untuk berteman dengan seseorang. Saya juga nggak suka kok dipaksa-paksa. Tapi percayalah, berkomunitas dan berkumpul dengan sesama orang Indonesia itu sangat perlu. Apalagi kita tinggal jauh dari kampung halaman. Siapa lagi saudara kita kalau bukan orang-orang satu negara.

Di Stuttgart dan sekitarnya ada banyak sekali orang Indonesia. Beruntung saya tinggal di kota yang jadi tempat pertama kali ditemukannya mobil ini. Baik yang muslim maupun non muslim, mahasiswa maupun pekerja dan ibu rumahtangga, ada banyak orang Indonesia disini. Ada banyak kegiatan juga yang sering dilakukan, salah satunya pengajian rutin.

Saya sendiri pernah merasakan tinggal dipelosok Jerman. Kendaraan umum yang ada cuma bus yang datang setiap satu jam sekali, bahkan di akhir pekan sama sekali nggak ada bus yang beroperasi. Orang Indonesianya nggak ada. Bener-bener kesepian dan salah pilih tempat.

Salah satu efek buruk hanya berteman dengan orang Indonesia adalah lambatnya kebisaan kita berbahasa lokal. Tapi semua itu nggak jadi masalah kok kalau kita bisa mengimbanginya dengan banyak baca, belajar, juga berkomunikasi dengan orang lokal. Nonton tv Jerman juga bisa jadi satu alternativ belajar Bahasa Jerman. Nggak harus kan kita memutus hubungan dengan sesama orang Indonesia cuma gara-gara mau belajar Bahasa Jerman.

Tapi orang seperti ini memang nyata adanya gaes. Menghindar dari pergaulan dengan orang-orang sebangsa. Eh…tiba ada perlunya baru nongol tuh muka.

Nyambung ke artikel sebelumnya soal wafat di Eropa, bergaul dengan sesama orang Indonesia di tanah rantau itu sangat perlu. Kita saling tolong menolong saat terkena musibah. Tidak jarang ada orang Indonesia yang kena musibah disini kita nggak kenal dan tinggal di kota lain, tapi karena sesama orang Indonesia pasti dibantu. Biasanya dapat info dari sambungan grup whatsapp. Itulah kenapa saya bilang kita perlu berkomunitas dengan sesama orang Indonesia di luar negeri. Kalau ada apa-apa mereka bisa bantu kasih kabar ke keluarga kita di Indonesia, juga tidak jarang mereka bantu ngurus ini itunya.

Saya pernah lho dengar langsung ada yang bilang nggak enak temenan sama orang Indonesia karena suka ngurusin urusan pribadi orang lain. Mending temenan sama bule yang pikirannya lebih maju, cuek dan nggak mau tau urusan orang.

Saya bingung sih mau jawab apa. Memang itu haknya dia untuk temenan sama siapa aja. Tapi sekali lagi, kalau ada apa-apa maunya jangan nyusahin orang sebangsa. Minta tolong juga sama tuh bule-bule. Tapi ini enggak, tetap balik ke orang-orang Indonesia juga saat ada masalah dan butuh bantuan. Kan sama aja bohong klo gitu. Kesel nggak sih ngadepin orang macem gini. Plin plan banget.

Klo saya sendiri biasanya memang suka ngajak ngumpul orang baru. Kenalin ke kumpulan ini itu. Nggak jarang saya juga bujukin supaya yang bersangkutan mau datang karena kadang orang baru itu juga bisa ngerasa nggak nyaman meskipun ada berssama orang satu negaranya. Tapi klo udah diajakin ujung-ujungnya kek saya yang ngemis ke dia 😀 saya ogah ngajak-ngajak orang begitu. Saya juga bisa lebih cuek dari dia (Jadi curhat gaes).

Menurut kamu gimana? Temenan sama orang Indonesia di luar negeri, yay or nay?

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog