‘Me Time’, Solusi Menjaga Kewarasan Bagi Emak-emak

Emak-emak normalnya setiap hari bergelut dengan cucian, piring kotor, kain pel, dancing bersama panci, teflon dan teman-temannya. Apalagi kalau sudah punya anak, pasti juga sibuk ngurusin segala perintilan kebutuhan anak. Kalau para emak disurvei, pernah nggak sih bosen dengan kegiatan itu semua setiap harinya? Nggak perlu diragukan lagi pasti pernah.

Semua emak-emak pasti akan senang kalau hidupnya bak princess seperti Nia Ramadhani yang nggak bisa ngupas salak dan terakhir nyuci piring itu 12 tahun yang lalu. Faktanya nasib orang kan nggak sama.

Menjadi emak-emak yang ngerjain semua kerjaan rumah sendirian tanpa bantuan asisten rumahtangga adalah profesi yang sangat hebat dan berat. Nggak jarang karena lelah dengan kesehariannya, si emak moodnya jadi nggak karuan. Untuk menjaga kewarasan emak-emak, yuk mak atur ‘me time’ sendiri.

Para emak wajib memiliki ‘me time’. Sayangnya nggak semua suami paham tentang hal itu. Lalu gimana menyiasatinya supaya emak tetap punya ‘me time’?

Pertama mari kita sepakati dulu apa itu ‘me time’. ‘Me time’ dalam definisi saya adalah bersenang-senang menikmati waktu senggang sendirian. Pengertian bersenang-senang disini sangat luas sekali. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk bersenang-senang.

Kalau saya menikmati ‘me time’ adalah saat keluar sendirian tanpa suami (berhubung belum ada anak). Nggak perlu jauh-jauh, cukup ke mall dekat rumah yang cuma makan waktu 10 menit jalan kaki. Walaupun yang dimasukin itu ya ujung-ujungnya supermarket yang jual sembako. Tapi saya menikmatinya. Apalagi biasanya sebelum belanja cabe bawang, singgah dulu ke toko baju dan kosmetik. Punya kartu member di toko-toko itu, terus dapat pemberitahuan dikasih diskon. Langsung meluncur dan beli rok celana. Terus tau-taunya itu rok celana buatan Indonesia 😀 Gitu aja udah bisa bikin ketawa sih kalau saya.

Kadang juga ngumpul bareng teman-teman. Makan makanan Indonesia yang harganya selangit di Jerman. Eh taunya dimasakin temen gratisan. Enak pula masakannya. Benar-benar ‘me time’ yang sempurna ya mak.

Ngumpul bareng teman-teman

Kalau bicara soal ‘me time’ sebenarnya saya punya banyak ‘me time’ sih. Kalau suami kerja ya itu juga ‘me time’. Sendirian di rumah walaupun waktunya juga dipake buat kerja online. Kadang kalau bosen jalan-jalan aja ke pusat kota. Window shopping merk-merk terkenal yang sering dipake artis-artis papan atas Indonesia. Terus liat harganya eh taunya ada yang harga 100 euro-an.

Tapi saya nggak betah shopping lama-lama. Jarang beli juga kalau nggak perlu. Saya paling betah keliling kota naik kendaraan umum, ngeliatin bangunan-bangunan bersejarah abad pertengahan. Udah bertahun-tahun tinggal di Jerman, tetap saya nggak pernah bosan kalau ‘me time’ yang beginian.

Jalan-jalan sendiri menikmati ‘me time’

Saya paham para emak yang punya anak susah sekali punya ‘me time’. Tapi mak harus diusahain punya ‘me time’. Kalau suami nggak peka soal ini, coba deh dibicarain. Suruh juga suami baca-baca tentang ini. Mungkin kalau istrinya yang ngomong hatinya belum terbuka, tapi baca tulisan orang bisa paham kalau seorang istri itu butuh ‘me time’.

Emak juga harus pintar memanfaatkan celah agar punya ‘me time’. ‘Me time’ nggak harus keluar rumah, jalan-jalan, shopping ngabisin duit dan besoknya jadi nggak ada uang belanja. Saat anak tidur, sekolah ataupun lagi asyik main bisa juga dijadiin ‘me time’. Santai dan duduk selonjoran. Atau golek-golek didepan tv sambil jilatin es krim kesukaan. Pasti hal kecil begitu aja udah bikin emak-emak dengan anak lebih dari satu yang jaraknya dua tahunan dan masih kecil-kecil pula udah bahagia banget. Karena jarang-jarang kan emak bisa nyantai begitu.

Solusi lain supaya punya ‘me time’, rayu si bapak buat jagain anak-anaknya beberapa jam aja. Nah, emak bisa banget manfaatin waktu beberapa jam ini buat ngapain aja sesuai keinginan hati.

‘Me time’ adalah solusi menjaga kewarasan emak-emak. Upayakan dan nikmati ‘me time’ mu mak walaupun hanya sebentar. Demi kewarasan jiwa dan raga.

*Tulisan ini diikutsertakan dalam blog challenge Indscript Writing ‘Perempuan Menulis Bahagia’

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog