Di artikel ke tiga tentang bedanya hidup di Jerman kali ini saya akan membahas tentang bagaimana belanja sembako di Jerman. Jelas banyak sekali perbedaannya dengan belanja sembako di Indonesia yang semakin kesini pembeli semakin dimanja.
Umumnya orang Jerman belanja sembako di supermarket. Ada banyak ragam supermarket di Jerman. Dan belakangan banyak supermarket yang menggalakkan produk bio dan vegan. Jangan kira belanja di supermarket Jerman kamu bisa menggunakan motto “Pembeli adalah raja” yang membuat kebanyakan orang di Indonesia ingin dilayani.
Customer di Jerman wajib mandiri karena tidak ada pegawai supermarket yang berleha-leha apalagi main-main hp. Semuanya kerja, kerja dan kerja. Kalau pengunjung sepi, maka kasir yang buka hanya satu. Jangan kira petugas kasir yang tidak buka itu bisa santai-santai. Pegawai supermarket di Jerman dituntut untuk bisa mengerjakan semuanya. Jadi kalau kasir tutup, mereka akan mengerjakan yang lain.
Saat proses penghitungan jumlah belanjaan berlangsung, jangan berdiri cantik dan nunggu ada yang masukin barang belanjaanmu ke kantong plastik. Sampe ubanan juga nggak akan ada pegawai yang masukin barang belanjaanmu ke plastik kresek.
Selain itu, umumnya customer membawa tas belanjaan sendiri. Jadi bisa mengurangi penggunaan plastik yang menjadi salah satu penyebab global warming. Bukan nggak ada tas plastik untuk belanjaan di supermarket Jerman. Mereka juga nyediain kok, tapi nggak gratis alias harus beli. Harganya mulai 20 cent, tergantung ukuran dan bahan. Ada juga dijual tas dari bahan kertas dan kain.
Bagaimana dengan pasar tradisional? Ya ada juga lah di Jerman. Klo di Stuttgart ada banyak sekali pasar tradisional yang buka tiga kali seminggu. Tempatnya juga banyak. Tapi harganya lebih mahal dari supermarket karena langsung dari petani dan peternak. Berbeda dengan di Indonesia bukan!
Di Indonesia pasar tradisional dianggap kampungan, kotor dan harganya lebih murah. Padahal barang-barangnya lebih segar dari yang di supermarket. Belanja di supermarket di Indonesia dianggap lebih elite. Mungkin juga orang yang belanja di supermarket di Indonesia juga pengen ngadem. Secara di Indonesia cuacanya selalu panas membara.
Bedanya lagi sama supermarket di Indonesia, biasanya setiap minggu pasti ada katalog supermarket yang diletakkan didepan rumah. Nggak cuma supermarket sembako, ada juga supermarket meubel dan lainnya. Nah disini nih keuntungannya.
Kebetulan saya tinggal di kota dan supermarket-supermarket yang jual sembako ini saling berdekatan. Jadi biasanya hari minggu baca-baca apa aja yang diskon 😀 Customer juga bisa tau barang apa yang akan mereka jual dalam satu minggu kedepan karena selain jual sembako, supermarket-supermarket itu juga menjual barang-barang lain seperti baju, alat dapur dan lain-lainnya.
Emak-emak harus pintar ngatur uang belanja, tapi juga harus bisa nyediain makanan yang sehat dengan kualitas terbaik. Dulu saya sama sekali nggak pernah kebayang klo kegiatan belanja sembako itu semengasyikkan ini. Saya senang aja milih-milih sayur, buah dan lainnya. Apalagi kalau ada diskonan barang dengan kualitas super. Langsung angkut tanpa pikir panjang 😀
Saya juga senang belanja di pasar tradisional di Jerman karena banyak sayuran yang dijual disana dan nggak dijual di supermarket. Banyak sekali saya jumpai sayuran aneh-aneh di pasar tradisional Jerman yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Judulnya ke pasar sambil belajar mengenal nama-nama sayur 😀
Oh ya, klo belanja di supermarket Jerman itu biasanya orang-orangnya pada cepet-cepet. Nggak kasirnya, nggak costumernya, semuanya gerak cepat. Dulu pertama-tama saya suka kewalahan. Lama-lama udah bisa ngikutin arusnya. Tapi sebenarnya nggak apa-apa kok klo lama. Pasti ditunggu karena itu adalah haknya pembeli.