Sudah pernah bertamu ke rumah orang Turki? Kalau udah pasti kamu tau apa bedanya bertamu ke rumah orang Turki dengan orang Indonesia. Cara menerima tamu orang Turki, disambut bak sultan. Namanya aja datang ke rumah keturunan sultan ya. Eits, jangan protes. Kan semua orang Turki itu keturunan jauhnya Sultan Ottoman. Sama kek kita semua, semuanya keturunan Nabi Adam 😀
Apa yang kalian rasakan saat bertamu ke rumah orang Indonesia? Kalau yang saya rasakan itu beda-beda. Ada yang bertamu nggak disuguhi apa-apa, ada yang disuguhi air mineral saja. ada yang teh manis, ada yang teh manis + biskuit, ada juga sirup markisa + kue-kue + ketupat (ini sih khusus edisi lebaran 😀 )
Bertamu disini bisa dadakan bisa juga udah ngabarin mau datang ya. Orang Turki itu umumnya sama aja sama orang Indonesia soal bertamu. Mau datang ya datang aja nggak perlu pake janji-janji segala, apalagi sama tetangga dan saudara dekat. Beda sama orang Jerman yang mau saudara dekat pun tetap harus bikin janji kalau mau datang ke rumah.
Mungkin kadang kita orang Indonesia berpikir kalau yang datang itu tetangga depan rumah atau saudara dekat, itu udah biasa. Nggak perlu dikasi air minum apalagi makanan segala macam. Beda sama orang Turki. Mau tamunya cuma singgah, tamunya tetangga depan rumah, saudara dekat atau bahkan orang yang belum dikenal sekalipun semuanya disambut bak sultan.
Orang Turki selalu heboh dan meriah menyambut tamu. Karena mereka meyakini tamu itu pembawa keberkahan. Jadi harus dilayani semaksimal mungkin. That’s the point yang menurut saya harus dicontoh. Tidak membeda-bedakan tamunya siapa, tetap dikasi pelayanan yang sama.
Orang Turki kalau menerima tamu itu minimal disuguhi teh manis dan makanan ringan. Itu udah pasti karena ibu-ibu Turki itu pasti punya persediaan cemilan dan makanan ringan khusus untuk tamu. Mostly kuaci, kacang pistacio dan kacang-kacangan lainnya, coklat dan kue-kue kering yang mereka buat sendiri.
Selain ngobrol panjang, bertamu ke rumah orang Turki itu artinya makan, makan dan makan. Hampir 9 tahun nikah sama orang Turki, belum pernah bertamu ke rumah orang Turki nggak disuguhi apa-apa. Apa lagi mereka tau kita bukan orang dari negaranya.
Hidangan saat bertamu ke rumah orang Turki itu nggak ada musimannya seperti di Indonesia yang biasanya meja penuh dengan aneka kue kering itu saat lebaran saja. Sama aja klo bertamu ke rumah orang Turki. Agak sedikit beda sih saat lebaran yang setiap rumah biasanya menyuguhi baklava, sarma dan aneka hidangan khas lebaran ala Turki.
Ibu-ibu Turki biasanya juga langsung sibuk di dapur saat tamu datang. Kalau tamunya udah ngabarin, pasti mereka udah persiapan sama makanan berat. Kalau tamunya dadakan, merekapun dadakan ke dapur nyiapin makanan berat.
Pernah saya kedatangan tamu dadakan, sepupu dan tantenya si mas. Kebetulan pas ada mama mertua di rumah. Untungnya saya punya stok cemilan karena memang nggak selalu beli cemilan. Tamu saya juga nggak rutin, jadi buat apa beli banyak-banyak kalau ujung-ujungnya nggak kemakan. Waktu itu saya tawarin makan, mereka bilang nggak usah. Ya saya pikir beneran nggak usah (saya memang orangnya to the point, klo enggak ya menurut saya memang enggak 😀 ) Sementara itu mama mertua udah sibuk di dapur ngerebus pasta.
Orang Indonesia sebagian memandang tamu juga berbeda-beda. Walaupun sudah tidak ada kasta, tapi nggak sedikit orang di Indonesia yang membedakan tamu dari kaya atau miskinnya. Beda sama orang Turki, nggak ada perbedaan dalam menerima tamu. Semua dijamu meriah bak sultan.
Saya sendiri banyak belajar dari mereka sih walau kadang mikirnya ribet dan bikin banyak kerjaan karena orang Turki itu tamunya banyak. Datang silih berganti tapi yang punya rumah seneng-seneng aja. Klo bapak-bapaknya sih oke-oke aja, ibu-ibunya kan yang repot. Tapi ya balik lagi karena mereka mikirnya tamu itu pembawa keberkahan bagi rumah mereka. Jadi ya seneng-seneng aja kedatangan tamu dan disambut bak sultan.