Setelah larangan kumpul-kumpul diluar rumah dicabut, akhirnya kami (masyarakat Indonesia di Stuttgart) bisa kumpul-kumpul lagi. Berawal dari seminggu sebelumnya, saya dan Mr. Ottoman tanpa rencana piknik di Taman Max Eyth See. Dengan berbekal jagung, sosis, roti, jamur dan semangka yang kami beli dadakan, kami pergi ke Max Eyth See berdua saja. Nggak lupa juga bawa alat bbq sekali pakai dan alas duduk.
Sore itu di Max Eyth See benar-benar rame. Bahkan ada kumpulan orang Afrika yang ngadain pesta dan berkumpul sekitar 100 orang. Polisi yang mondar-mandir patroli tidak terlihat keberatan dengan kerumunan orang Afrika yang kalau dilihat aturan yang berlaku saat itu hanya boleh berkumpul maksimal 20 orang saja dalam satu grup.
Melihat orang sudah ramai bbq yang memang menjadi kegiatan favorit di musim panas, tiba-tiba Mr. Ottoman nyeletuk mau ngajak orang-orang pengajian Reutlingen bbq-an yang akan menjadi bbq pertama 2020.
Langsung dia telpon Ziya abi, konco kentalnya sesama Turki beristri Indonesia. Tujuannya nggak lain nggak bukan ya untuk ngajakin bbq-an minggu depan. Nggak susah sih membuat mereka sepakat. Tapi gimana sama anggota grup yang lain.
Saya langsung hubungi salah satu anggota grup untuk menyampaikan rencana bbq di Max Eyth See. Awalnya rencana bbq-an ini menimbulkan pro dan kontra karena anggota grup lebih dari 20 orang. Selain itu Max Eyth See bagi sebagian anggota grup terlalu ramai dan mungkin berbahaya karena corona memang masih ada.
3 hari menjelang hari H kami putuskan saja untuk tetap bbq-an di Max Eyth See. Tidak perduli banyak yang datang atau tidak. Yang pasti si duo Turki sudah sepakat mau bbq-an. Saya juga sempat pesimis akan banyak yang hadir karena orang Indonesia di Jerman itu sangat taat aturan. Meskipun saya sudah jelaskan bahwa akan dibuat berjarak per keluarga.
Perbekalan kami cukup banyak mulai dari meja, alat bbq, alas duduk, segala jenis makanan dan minuman dan lainnya. Jam 8 pagi kami sudah stand by, mengingat di akhir pekan tempat ini selalu ramai. Supaya dapat tempat yang kami inginkan ya memang harus datang pagi-pagi. Bahkan saat kami datang petugas kebersihan saja belum selesai melaksanakan tugasnya.
Jam 9 pagi dua keluarga lain pun datang. Mereka mau jogging dulu keliling Max Eyth See yang lumayan luas. Sementara kami sibuk masak teh Turki, manggang sosis dan ikan bumbu madu untuk sarapan. Sampe-sampe semua orang yang lewat sambil olahraga tidak ada yang matanya tidak tertuju ke kami.
Gimana orang-orang nggak ngelirik ya, ikan saus madu ini bener-bener harum. Orang-orang pagi-pagi gini mikirin olahraga, lah kami mikirin isi perut. Yasudah lah ya, ketua panitia kan yang paling capek. Jadi jangan sampe kelaparan.
Mungkin yang buat orang-orang heran itu adalah menu ikan bakar saya yang bagi bule-bule nggak lazim dijadikan menu sarapan dan berempah tajam pula. Jadilah si ikan bakar madu ini mengundang perhatian khalayak ramai khususnya bule-bule. Klo orang Indonesia yang lewat palingan mereka nelen ludah aja karena bau ikan ini cukup menggugah selera.
Sebelum masak buat sarapan tadi, kami sudah atur posisi yang berjarak. Juga ada tempat solatnya supaya yang mau solat nggak perlu bingung nyari tempat. Buat yang belum tau, di Jerman kami biasa kok solat diluar klo lagi ngumpul-ngumpul gini. Cuma ya diusahain cari tempat yang tidak mengundang perhatian warga lokal yang kadang ada aja yang nggak bisa menerima.
Semakin siang yang datang semakin rame. Ada yang bawa tenda camping, badminton, sepeda dan bola voli. Sepertinya memang pada kangen ngumpul-ngumpul begini setelah berbulan-bulan terpaksa #dirumahaja .
Tabiatnya disini klo bbq-an begini yang bakar-bakar daging dan semua yang mau dipanggang itu ya bapak-bapaknya. Ngumpul lah para bapak sambil ngipas-ngipas sambil gosip. Bukan gosip sih ya klo bapak-bapak karena kebanyakan yang diceritain ya soal pekerjaan atau hobi mereka.
Orang Indonesia memang selalu heboh klo udah ngumpul. Apalagi ini yang ngumpul 32 orang, diluar ekspektasi saya yang mengira hanya sekitaran 10 orang aja. Kangen makan-makan, barter makanan dan bungkus-bungkus sebelum pulang terobati juga.
Menjelang sore satu per satu peserta bbq pertama 2020 pun pulang. Sebagian memang tinggalnya jauh, ditambah lagi besoknya anak-anak sekolah dan para bapak juga kerja. Yang tersisa dan terakhir pulang adalah para gelinlar dan duo anak gadis yang bantu-bantu beberes.
Alhamdulillah acara berjalan lancar, semua senang dan insyaallah tetap sehat. Walau corona masih ada, belum bisa jabat tangan dan cipika cipiki, yang penting sudah bisa berkumpul lagi. Yuk kita sama-sama doakan semoga corona cepat pergi dan nggak betah di bumi kita.
Stay safe and keep healthy guys!