Hampir seluruh negara di dunia ini tidak menolak saat negaranya didatangi para turis mancanegara. Tidak demikian dengan Korea Utara. Negara komunis anti Amerika ini tidak perduli dengan berapa pendapatan yang bisa mereka raup dari bidang pariwisata. Mereka tetap menjadi negara tertutup yang penuh misteri.
Penolakan demi penolakan terus mereka lakukan terhadap segala hal yang berbau dunia luar khususnya Amerika. Wajar saja negara ini memiliki kehidupan seperti di era 80-an. Masyarakatnya tidak diperkenankan mengirimkan email ke dunia luar dan menggunakan media sosial yang bisa menghubungkan mereka dengan orang-orang dari belahan bumi manapun. Bahkan, signal telepon juga tidak semulus yang didapatkan orang-orang diluar Korea Utara.
Berbagai propaganda terus dilakukan orang yang sedang berkuasa agar rakyat Korea Utara membenci Amerika dan bahkan saudaranya sendiri di Korea Selatan. Wajar saja hingga saat ini kedua negara serumpun itu masih terus bergejolak dalam perang dingin yang entah kapan selesainya.
Dengan segala ketertutupannya, justru banyak orang penasaran dengan Korea Utara dan ingin sekali memasuki negeri ginseng itu. Pada kenyataannya Korea Utara tak setertutup dan semengerikan yang disangkakan masyarakat dunia, terlebih pasca kasus warga Amerika Serikat, Otto Warmbier yang beberapa waktu lalu dipulangkan dari Korea Utara dalam keadaan koma dan akhirnya meninggal dunia.
Kamu bisa menjelajah Korea Utara dengan berbagai syarat tertentu. Indonesia dan Korea Utara memiliki hubungan persahabatan yang baik sejak zaman Soekarno. Hal itu menguntungkan masyarakat Indonesia untuk bisa lebih mudah mendapatkan visa Korea Utara.
Wajib menggunakan jasa tourguide Korea Utara
Jangan pernah berpikir backpacking untuk mengunjungi Korea Utara. Kamu harus mengeluarkan budget extra untuk mendatangi negerinya Kim Jong Un ini. Turis tidak diperkenankan datang sendirian ke Korea Utara, melainkan menggunakan jasa tour yang telah ditunjuk pemerintah Korea Utara dan tentunya telah lulus uji pemerintah. Semuanya berpusat di Cina.
Banyak jasa tour yang menawarkan berbagai kegiatan di Korea Utara. Kamu tinggal pilih sesuai dengan yang kamu sukai. Penyedia tour inilah yang akan mengurus visa Korea Utaramu. Kamu tak perlu repot berurusan dengan Kedutaan Korea Utara, tetapi bayar lebih mahal.
Visa Korea Utara yang kamu dapatkan hanyalah berbentuk selembar kertas. Pasportmu juga tidak akan dicoret-coret sebagai tanda bahwa kamu pernah mengunjungi Korea Utara. Jadi tidak perlu khawatir jika kelak ingin mengunjungi Amerika Serikat.
Wajib berangkat dari Beijing, China
Korea Utara dan Cina tidak bermusuhan seperti halnya dengan Korea Selatan. Itulah sebabnya kedua negara ini menjalin kerjasama, khususnya dalam bidang pariwisata. Seluruh turis yang ingin ke Korea Utara wajib menginap di Beijing selama satu malam. Para tourguide yang biasanya terdiri dari tiga orang dalam satu grup dan asli Korea Utara menemui turis di Beijing dan memberikan panduan-panduan do’s and dont’s wisata disana demi keamanan turis itu sendiri.
Dari Beijing terdapat dua pilihan transportasi, menggunakan kereta api dan pesawat terbang. Rata-rata turis mengunjungi Pyongyang terlebih dahulu. Waktu tempuh dengan kereta api cukup lama, yaitu 24 jam. Sedangkan dengan pesawat terbang hanya 2 jam.
Tapi kamu tidak perlu khawatir jika memilih naik kereta api untuk menghemat budget. Kereta api yang digunakan adalah kerete sleeper dan cukup bisa untuk istirahat. Dan tentunya kamu mendapatkan bonus pemandangan border Korea Utara dan Cina yang tidak akan bisa kamu lihat jika menggunakan pesawat terbang.
Jembatan perbatasan Korea Utara dan Cina
Dilarang memakai atribut keagamaan dan yang berbau Amerika
Sebagai negara komunis, Korea Utara tidak menganut agama apapun. Segala atribut keagamaan dilarang digunakan di negara ini. Ponsel, kamera, laptop dan barang bawaan lainnya juga akan diperiksa petugas imigrasi. Jangan pernah coba-coba menyelundupkan hal-hal yang dilarang disini karena para petugas sangat jeli. Bahkan proses pemeriksaan bisa memakan waktu berjam-jam. Selain itu, apa saja yang ada hubungannya dengan Amerika juga haram hukumnya dibawa masuk ke negeri ini.
Segalanya tentang Kim Jong Un dan leluhurnya
Begitu tiba di Pyongyang kamu akan takjub. Jalanan yang bersih dan cukup luas, gedung-gedung tinggi dan pemandangan alam yang indah ada disini. Yang akan membuatmu lebih takjub dan bahkan terheran-heran adalah seluruh Korea Utara hanya tentang Kim Jong Un dan leluhurnya. Mulai dari patung sampai berbagai media hanya tentang pemimpin negara itu.
Masyarakat Korea Utara terlihat lebih sendu dan tertutup. Tidak mudah mengajak mereka bicara. Selain karena kendala bahasa, kurangnya komunikasi dengan dunia luar membuat mereka sedikit enggan berhubungan dengan yang berbau luar. Hal itu mungkin juga disebabkan oleh propaganda yang terus menerus dilakukan.
Tempat-tempat yang wajib dikunjungi turis
Kamu tidak boleh sembarangan melangkahkan kaki di Korea Utara. Semua sudah diatur oleh tourguide. Mansuade Hill Grand Monument adalah tempat yang wajib didatangi. Tempat ini adalah sebuah bukit tempat berdirinya patung perunggu kedua pemimpin negara mereka, Kim II Sung dan Kim Jong II. Pengunjung wajib membungkukkan badan didepan patung sebagai tanda penghormatan.
Di sini kamu juga tidak boleh sembarangan ambil foto. Foto kedua pemimpin itu harus utuh dari kepala sampai kaki tanpa ada yang menutupi. Petugas biasanya akan memeriksa setiap poto yang diambil. Apabila ketahuan salah mengambil foto, kamu wajib menghapusnya.
The Grand People’s Study House, tempat selanjutnya yang harus didatangi turis. Tempat yang sebenarnya adalah sebuah perpustakaan ini cukup unik. Di sini masyarakat Korea Utara bisa menonton siaran televisi luar yang tidak bisa ditonton di rumah. Ada pula ruangan musik yang mana masih menggunakan kaset dan lagu-lagunya juga lagu lama.
Selain membaca buku, masyarakat juga bisa belajar Bahasa Inggris dan komputer untuk memperluas wawasan. Sayangnya buku-buku disini isinya lagi-lagi tentang propaganda. Yang spesial dari tempat ini yaitu dari balkon atasnya kamu bisa menikmati indahnya kota Pyongyang.
The Grand People’s Study House
Selanjutnya biasanya tourguide akan membawa ke Arch of Triumph, monumen yang pada dinding-dindingnya menggambarkan kisah peperangan Korea Utara melawan Jepang hingga akhirnya merdeka pada 1945. Tidak tanggung-tanggung, Arch of Triumph yang dimiliki Korea Utara adalah yang tertinggi kedua didunia mengalahkan Arch of Triumph Paris yang sangat terkenal itu.
Arch of Triumph Pyongyang
Ada yang unik dengan wisata di Pyongyang. Adalah stasiun Puhung, stasiun kereta api bawah tanah yang cukup curam. Saat ada disini, kamu pasti mengira stasiun kereta itu adalah stasiun kereta Rusia. Arsitekturnya sama persis seperti yang ada di Rusia. Bedanya tembok-temboknya lagi-lagi diisi gambar-gambar dan tulisan tentang pemimpin negara itu.
Selain tempat-tempat diatas, wisata-wisata lainnya yang biasanya dikunjungi adalah berbagai jenis museum dan tempat persemayaman Kim II Sung dan Kim Jong II. Adapula tour yang membawa wisatawan melihat pertunjukan-pertunjukan seni asli masyarakat Korea Utara.
Terakhir wisata ditutup dengan mengunjungi DMZ (Demilitarized Zone) yang merupakan perbatasan Korea Utara dan Selatan. Disini turis akan dibuntuti oleh tentara dan tidak akan lepas dari pandangannya. Namun, ada hal mengharukan di tempat ini. Disini tampak jelas perbedaan kontras antara dua negara bersaudara yang saling membenci itu.
Turis-turis akan kembali dipulangkan melalui Beijing dan kembali diperiksa sebelum keluar Korea Utara. Foto-foto terlarang dan tidak lulus sensor akan dihapus sebelum kamu bisa membagikannya di media sosialmu karena selama di Korea Utara, jangankan update status dan membagikan foto di sosial media, untuk menelpon saja kamu akan kesulitan.
Wisata di Korea Utara bagi sebagian orang cukup mengasyikkan dan menantang. Asalkan mengikuti aturan yang berlaku, kamu bisa pulang dengan tubuh yang masih bernyawa.
*Artikel ini pernah terbit di IdnTimes pada 4 Desember 2017
2 Comments
Asri Lestari 13. Januar 2020 at 15:16
Seru tapi juga serem ya… Apalagi kalimat terkahir itu ?
VINDRI PRACHMITASARI 19. Januar 2020 at 13:40
Wahh.. ini artinya kalau ke sana untuk ambil foto salah satu spot harus nanya mulu yah ke tour guide nya. Boleh ambil foto ato ga? Serius, kyknya bakal deg-degan mulu tiap hari kalau traveling ke Korut. 🙂