Kali ini mau cerita detailnya soal transportasi dari Bandara Sabiha Gocken ke Hotel. Setelah kehebohan nyembunyiin barang-barang berharga berakhir, kami berjalan keluar bandara. Karena cuma liburan tipis-tipis, bawaannya juga sedikit. Kami cuma bawa dua koper kecil dan satu tas ransel. Itu juga isinya nggak penuh. Klo dipenuhin sih sebenernya muat cuma satu koper aja. Tapi kan saya berencana belanja di Istanbul. Memang sengaja bawa koper lebih.
Keluar bandara ada counter yang jual Museum Pass. Tepatnya diseberang pintu keluar. Ada tulisannya kok dan mudah nyarinya. Harganya 85 lira dan kami beli dua. Berlaku untuk lima hari. Awalnya kami sama-sama bingung liat si Museum Pass. Bentukannya kek udah dipake lama. Banyak goresan-goresan. Eh…bener donk itu kartu kadaluarsa (nanti saya tulis detailnya di tulisan selanjutnya).
Awalnya kami mau sekalian beli Istanbul Card. Ternyata belinya di counter yang lain dan nggak keburu karena busnya udah mau jalan. Sementara bus selanjutnya itu sekitar setengah jam lagi. Jadinya nggak jadi beli Istanbul Card. Istanbul Card sendiri sangat penting bagi wisatawan di Istanbul yang mengandalkan transportasi umum. Dengan Istanbul Card kita bisa kemana-mana dengan cepat dan mudah. Nggak perlu repot-repot lagi beli tiket, tinggal tap aja di mesin pintu masuk halte ataupun stasiun.
Transportasi umum di Istanbul cukup modern dan mudah. Dari Bandara Sabiha Gocken naik Hava Bus sampai daerah Taksim. Tiketnya seharga 16 lira per orang sampai Taksim. Cukup murah menurut saya karena perjalanannya lumayan lama sekitar satu jam. Busnya juga sangat nyaman, bersih dan ber-AC. Dijamin selama diperjalanan bisa istirahat menghilangkan jetlag bagi yang terbangnya jauh. Tidur juga bisa kok. Oya, kalau mau beli air mineral, beli di penjual yang biasanya masuk kedalam bus sebelum bus berangkat. Harganya cuma 1 lira saja. Di daerah-daerah lain harganya lebih mahal. Apalagi di kawasan wisata terkenal, bisa sampai 6 lira untuk ukuran yang sama.
Setelah bus kami melewati Jembatan Bosphorus yang fenomenal itu, nggak terlalu lama kami tiba di daerah Taksim. Tempat pemberhentian bus. Disini banyak banget taksi lalu lalang. Umumnya taksi berwarna kuning.
Setelah kedua koper kami diturunkan, kami langsung menemukan counter pembelian Istanbul Card. Langsung beli seharga 50 lira. Harga kartunya 6 lira, untuk isinya terserah kita mau berapa.
Masih bingung antara mau lanjut naik tram ke Sultan Ahmet atau gimana. Saya sih ngikut yang sponsorin aja 😀 Mr. Ottoman udah males jalan ke stasiun tram. Akhirnya dia putuskan kami naik taksi ke Hotel Rose Garden. Karena sebelumnya udah baca-baca klo di Istanbul itu banyak banget taksi yang nggak bener yang nurunin penumpang sesukanya aja, kami putuskan untuk naik taksi resmi pemerintah. Namanya i-taksi. Mr. Ottoman pilih pesan taksinya secara online supaya lebih aman. Ada kelas-kelasnya juga taksi ini. Kami ambil yang paling murah aja (penghematan 😀 )
Taksi yang ditunggu-tunggu nggak lama datang juga. Ternyata taksinya itu ya taksi kuning yang banyak mondar-mandir di daerah ini. Meskipun ambil yang paling murah, taksinya nyaman banget. Bahkan ada cctv nya didalam.
Dari Taksim ke Rose Garden udah nggak jauh. Kami cukup bayar 21 lira saja. Diturunin nggak pas didepan hotel karena ada mobil parkir ditengah jalan. Untung aja kopernya koper kecil. Jadi nggak masalah digeret-geret di jalanan yang nggak rata.
Jadi, kalau mau hemat ya baiknya naik bus dan tram. Kalau ada uang lebih dan mau lebih private, ya nggak masalah naik taksi. Kami sendiri selama di Istanbul kadang naik taksi kadang juga naik tram. Naik taksi klo udah malas jalan dan kepanasan karena musim panas di Istanbul itu menurut saya lebih panas daripada di Jerman. Sementara di jam-jam tertentu transportasi umum di Istanbul itu padat sampe mepet-mepet gitu dan dari yang saya baca-baca juga banyak copetnya.