Ketika euforia tahun baru telah usai dan orang-orang telah kembali ke aktivitasnya masing-masing, kami baru memulai liburan kami. Kami memang suka segala sesuatu yang berbeda. Disaat orang pergi liburan, kami hanya santai berduaan di rumah. Tentu saya tetap bekerja didepan laptop.
Tujuan kami kali ini adalah Bayern, tepatnya Allgäu yang berada di Pegunungan Alpen. Beberapa bulan lalu kami sudah melewati daerah ini saat hendak berlibur ke Innsbruck di Austria.
Bayern memang dikenal sebagai negara bagian di Jerman yang memiliki pemandangan alam paling indah. Sumpah! Saya tidak menyesal datang kesini, bahkan ingin kembali lagi dan berharap bisa tinggal disini.
Dari kota Stuttgart kami membutuhkan waktu sekitar tiga jam agar bisa melihat surga kecil di kaki Pegunungan Alpen ini, daerah yang sangat indah di segala musim. Di musim dingin seperti sekarang, tempat ini dominan putih karena salju. Di musim panas Allgäu juga tidak kalah indahnya dengan musim dingin. Bunga-bunga warna warni bermekaran berkolaborasi dengan indahnya alam pegunungan yang juga dihiasi sungai berair jernih.
Daerah tempat kami menginap bernama Bad Hindelang. Sebelum tiba didaerah itu kami sudah disambut pemandangan Pegunungan Alpen yang sebagiannya tertutup salju tebal dan sebagian lainnya tak tertutup salju sama sekali. Mulai hari pertama sampai hari ketiga kami dihadiahi cuaca yang cerah. Salju berbaur dengan hangatnya sinar sang raja siang.
Kami tiba disana sekitar jam 2 siang. Setelah masuk ke kamar penginapan dan ngeteh siang sambil makan sepotong kue, kami langsung menjelajahi daerah ini. Tujuan kami adalah Oberjoch, daerah yang penuh salju tebal dan banyak dipenuhi pemain ski. Untuk sampai ke tempat ini, kami harus mengendarai mobil sekitar 15 menit membelah pegunungan.
Pecinta ski sudah ramai wara-wiri turun gunung menggunakan dua papan ski. Berhubung kedatangan kami bukan di akhir pekan dan masa liburan juga sudah berlalu, pengunjung ditempat ini termasuk sedikit. Tadinya kami ingin naik kereta gantung yang tersedia disana. Sayangnya itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin berseluncur dari atas gunung dengan papan ski mereka dan petugas yang menjaga loket yang sedari tadi sudah melirik kami juga sangat tidak ramah kepada kami. Sikapnya yang seolah mengawasi gerak-gerik kami itupun membuat kami merasa tidak nyaman ditengah-tengah orang-oramg kulit putih berambut pirang yang sudah mahir bermain ski.
Hal tersebut sebenarnya biasa terjadi pada saya yang berhijab ini. Jadi tidak ada yang aneh bagi saya jika saat saya mengunjungi suatu daerah di Eropa, orang-orang menatap aneh ke arah saya. Saya tidak pernah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu hal yang negativ dan mengganggu selama mereka tidak menyakiti fisik saya dan tidak berkata kasar.
Kami akhirnya memutuskan pergi dari tempat itu, berjalan kaki ke areal sebelahnya. Sama seperti tempat tadi, disini juga banyak yang bermain ski mulai dari anak-anak sampai orang tua. Karena hari itu matahari bersinar cerah, banyak pula yang berjemur didepan hotel.
Puas bermain-main dengan salju dan melihat-lihat perumahan dan hotel dengan bangunan khas Bayern, kami memutuskan pulang. Sebelum kembali ke hotel, kami berhenti disebuah pemberhentian tepat diatas gunung.
Ada dua orang lain disana yang sedang asyik ngobrol saat kami tiba. Pemandangan dari atas sini benar-benar sangat indah. Gunung-gunung berjajar tak tentu arah namun begitu indah dipandang mata. Saat pandangan turun kebawah, terlihat perumahan warga yang tak sepadat kota Stuttgart. Nampak pula jalanan yang tadi kami lewati saat pergi menuju Oberjoch. Sungguh ini adalah salah satu ciptaan Allah yang luar biasa.
Jam 4 sore tempat ini sudah mulai remang-remang. Iya….disini lebih cepat gelap dibandingkan Stuttgart. Berhubung belum hafal jalan, kami buru-buru kembali ke penginapan sebelum gelap benar-benar menimpa terang.
To be continued……
