Berani hijrah ke Jerman artinya berani hidup mandiri dan menjadi manusia yang lebih kuat. Dalam hal kuliner, tidak ada satupun kuliner Jerman yang mampu mencuri selera makan saya. Mentok hanya sekedar suka. Selain itu, di Jerman nggak ada penjual bakso keliling dan makanan-makanan kaki lima ala Indonesia lainnya. Sering-sering makan di restoran tentu nggak bagus. Iya…nggak bagus buat isi dompet 😀
Berhubung saya nggak bisa beradaptasi dengan makanan barat, saya yang dulunya nggak pernah masak yang susah-susah pun jadi lumayan lebih bisa masak. Kali ini saya bagi resep mie ayam ala saya. Kalau mau videonya silahkan klik video berikut:
Bahan-bahan:
1 ekor Dada ayam
2 sendok teh kunyit bubuk (bisa juga pakai yang segar)
Jahe kurang lebih 5 cm
4 lembar daun salam
1 batang sere
Garam
Kaldu ayam
Air
Telur rebus
Lada putih secukupnya
Lada hitam secukupnya
Kecap manis 1-2 sendok makan
Kecap asin 1 sendok makan
Saos tiram 1 sendok makan
Saos ikan sedikit
Minyak wijen/minyak sayur
Bumbu halus:
10 buah bawang merah
5 buah bawang putih
Sedikit ketumbar
Bahan kuah:
Air rebusan ayam
Bawang putih digeprek
Garam secukupnya
Daun bawang
Pelengkap:
Daun bawang
Sayuran
Pangsit
Bawang goreng
Sambel dan saus
Cara membuat:
- Rebus dada ayam. Jangan terlalu matang dan setelah itu pisahkan ayam dan air rebusannya.
- Potong ayam bentuk dadu.
- Tumis bumbu halus sampai harum.
- Masukkan kunyit bubuk, daun salam, jahe dan kunyit yang sudah digeprek. Aduk-aduk sebentar.
- Masukkan ayam dan campur hingga merata.
- Tambahkan kecap manis dan asin, saos tiram dan ikan.
- Aduk-aduk hingga rata dan tambahkan garam.
- Tambahkan air sedikit demi sedikit dan masukkan kaldu ayam.
- Cek rasa.
- Apabila sudah mendidih, masukkan telur rebus.
- Kecilkan api, tutup wadah dan biarkan sampai telur berubah warna.
- Sementara itu, rebus mie dan sayur.
- Tata semua bahan dalam mangkuk bakso dan mie ayam rumahan pun siap disantap.
Afiyet Olsun!