Badai Salju di Tempat Tinggal Saya

Musim dingin udah lewat sih, tapi sampe hari ini matahari belum benar-benar eksis di Jerman. Tahun ini suhu benar-benar ekstrim, dingin, angin kencang dan hujan es walau sudah di penghujung musim semi.

Mau throwback soal badai salju di tempat tinggal saya pada Februari lalu. Hal ini itu bener-bener jarang terjadi disini karena termasuk kawasan dataran rendah dan area yang tidak disinggahi badai salju. Tapi balik lagi, sepertinya tahun 2020/2021 iklim bumi berubah. Kata tetangga saya yang udah menetap di daerah ini lebih dari 30 tahun lamanya, sepuluh tahun yang lalu ya memang seperti ini cuaca musim dingin disini. Lagi-lagi pemanasan global yang mengubah semuanya. Maybe karena corona iklimnya kembali lagi seperti dulu.

Jerman masih lockdown waktu itu. Sampe hari ini pun masih lockdown juga. Udah jalan tujuh bulan lockdown nggak kelar-kelar. Kebetulan waktu itu udah 10 hari saya ngerem di rumah nggak ada keluar-keluar, bahkan buang sampah pun si mas yang buang 😀 Saya bukan introvert, tapi memang ada masa-masa dimana saya itu betah di rumah nggak keluar-keluar.

Ngeliat ke luar jendela semua udah putih kok rasanya gatel pengen jalan-jalan main salju. Tanpa liat-liat perkiraan cuaca langsung aja cus keluar. Nggak lupa baju berlapis dan syal. Bukan cuma mau jalan-jalan sih, sekalian mau belanja juga.

Tujuan pertama itu adalah Gedung Balai Kota Lama. Lah ngapain ke Gedung Balai Kota Lama? Jadi di Jerman itu kan sampah dipisah-pisah jadi beberapa jenis. Salah satunya namanya gelber Sack. Kenapa disebut gelber Sack? Sebutan ini karena plastik tempat pengumpulan sampahnya itu berwarna kuning (gelb=kuning, sack=plastik, karung).

Di depan Gedung Balai Kota Lama

Isi dari gelber Sack itu adalah sampah yang bisa di daur ulang seperti sampah plastik. Biasanya sih di setiap kemasan di Jerman itu ada tulisannya harus dibuang ke sampah jenis apa. Nah plastik gelber Sack ini dikasi gratis dan ngambilnya di Gedung Balai Kota Lama. Gelber Sack saya udah habis, jadi ya sekalian aja singgah ke sini.

Dari gedung balai kota lama rencananya saya mau jalan-jalan di pinggiran Sungai Neckar sampai ke taman Kuhpark sebelum akhirnya belanja. Disini cuaca mulai ekstrim. Belum juga setengah jalan udah diserang badai salju yang tajam nusuk-nusuk ke muka. Mana masker talinya copot sebelah lagi dan nggak bawa masker cadangan.

Pusat Kota Bad Cannstatt, salju udah bolak-balik dibersihin

Daripada hipotermia langsung saya putar arah balik lagi ke pusat kota Bad Cannstatt. Baru juga jalan sebentar, kaki udah mati rasa sangking dinginnya. Tanganpun udah mulai nular juga, mati rasa. Klo nggak buru-buru diangetin, bisa-bisa saya pulang digotong pake ambulans.

Seperti yang udah saya bilang tadi, saat itu lagi lockdown di Jerman dan mostly toko-toko tutup. Restoran cuma bisa take away. Untungnya ada supermarket makanan organik yang buka di dekat saya berdiri karena kalau harus jalan sampe supermarket yang saya tuju itu udah nggak sanggup. Keburu beku semua badan.

Lumayan disini pemanasnya lancar jaya. Perlahan-lahan kaki dan tangan balik normal lagi. Setelah suhu tubuh balik normal lagi, saya pun keluar setelah beli kaldu sayur dari supermarket organik ini. Supermarketnya kecil, pengunjungnya waktu itu juga cuma 2 orang. Kan ketauan klo saya nggak beli apa-apa dan ternyata cuma numpang ngangetin badan. Kebetulan juga stok kaldu sayur di rumah udah habis. Ya udah, beli disini aja walau harganya wow sekali dibandingkan di supermarket biasa 😀

Keluar dari supermarket organik masih sempet singgah di toko kosmetik, terus lanjut belanja di supermarket yang saya tuju. Dan masuk ke semua toko-toko itu dengan masker yang talinya patah sebelah.

Pulang belanja badai salju belum usai juga. Jalan pulang ke rumah diguyur salju plus jalanan yang tingkat keputihannya semakin tebal dan licin.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog