Hiking Musim Dingin di Bukit Kebun Anggur, Bawa Bontot Mie Ayam Homemade

Masih edisi musim dingin. Beberapa waktu lalu saya dan seorang teman hiking ke perbukitan kebun anggur. Lokasinya sebenernya nggak jauh dari rumah saya. Bahkan masih tergolong satu kecamatan. Tapi karena lokasinya di atas bukit, jadi cukup makan waktu. Hiking musim dingin di bukit kebun anggur, bawa bontot mie ayam homemade pula 😀 Kebiasaan emak-emak sekali ya. Kemana-mana bawa bontot. Fyi buat yang belum tau, bontot itu artinya bekal makanan. Bahasa lokal orang Medan.

Perbukitan kebun anggur ini sangat luas. Negara Bagian Baden-Württemberg tempat saya tinggal memang terkenal dengan hasil perkebunan anggurnya. Kota Stuttgart memiliki sekitar 423 hektar perkebunan anggur yang tersebar di berbagai kecamatan. Yang kami kunjungi kali ini namanya Mühlhausen.

Dari rumah pastinya saya jalan kaki ke stasiun tram terdekat, sekitar 5 menitan. Sementara teman saya ngekos di dekat stasiun tram. Jadi dia nggak perlu jalan kaki jauh untuk naik kendaraan umum.

Karena tempatnya memang nggak jauh, kami cukup naik tram sekali saja. Nggak perlu nyambung-nyambung. Supaya hemat ongkos kami beli day tickets seharga 5,10 euro atau sekitar 87.000 rupiah untuk zona 1. Jadi cukup pake tiket ini aja walaupun nantinya turun naik tram dan bus nggak perlu bayar-bayar lagi.

Sewaktu tiba di stasiun Elbestrasse, kami kebingungan. Nggak tau harus kemana dan lewat jalur yang mana karena memang lokasinya ada di kaki bukit yang memanjang. Suasananya juga sunyi walau banyak rumah warga. Mungkin karena kami pergi di jam kerja, semua orang sibuk kerja dan kami sibuk jalan-jalan 😀

Btw, saat itu di Jerman masih boleh pake masker kain. Tapi sekarang udah dilarang dan harus pake masker kesehatan. Padahal baru aja beli beberapa masker kain dengan motif cantik-cantik dari Indonesia.

Akhirnya setelah drama nyasar-nyasar sebentar kamipun menemukan jalan yang benar. Judulnya aja udah hiking, ya berarti kami harus melewati jalan tanjakan. Jalan menanjak di atas salju yang mulai mencair itu bener-bener nggak mudah. Kaki harus bener-bener kuat menopang badan supaya nggak kepeleset. Dalam situasi begini kaki menjadi bagian tubuh terpenting. Klo salah posisi sedikit aja bisa-bisa kebanting dan nyusruk diatas salju.

Udah selesai menaiki satu bukit, saya kira udah nyampe tujuan. Ternyata belum. Pas udah di atas ternyata ada bukit lagi di atasnya yang harus didaki. Istirahat sebentar dan nggak sah klo nggak foto-foto.

Kecamatan Bad Cannstatt tempat saya tinggal dengan aliran Sungai Neckarnya

Jalan yang akan kami lewati selanjutnya lebih ekstrim lagi. Sepanjang jalan kami cuma ketemu satu dua orang yang bawa anjingnya jalan-jalan. Selebihnya nggak ada orang. Berasa ini bukit kebun anggur milik kami.

Pegangan rumput yang sebenernya nggak nolong juga sih 😀

Salju tebal dan jalanan melingkar plus nggak ada batang pohon besar atau apalah yang bisa dijadiin pegangan adalah medan yang harus kami lalui selanjutnya. Riska, teman saya bilang jalannya harus miring dengan badan membungkuk supaya nggak jatuh. Bener-bener susah jalan model begitu tapi cukup membantu untuk jalan di atas salju yang licin.

Jangan kira perjalanan ini udah selesai dan kami bisa menikmati mie ayam jamur yang saya bawa dari rumah sambil menikmati pemandangan indah Bad Cannstatt dan sekitarnya di bawah sana. Salah besar. Perjalanan masih panjang dan saya pun tertipu 😀

Nggak apa-apa juga sih. Olahraga dulu sebelum makan banyak kalori karena saya juga bawa bakwan sayur. Supaya nggak ngerasa bersalah makan banyak dan berminyak pula.

Di depan sana ada lebih dari seratus anak tangga curam yang sudah menanti kami. Sebenarnya ada jalan lain juga yang tidak melewati tangga untuk bisa benar-benar sampai di puncak bukit kebun anggur ini. Tapi setelah kami lihat-lihat jalannya cukup licin, curam dan berbahaya. Kami nggak bawa tongkat bantu yang biasa digunakan saat hiking. Takutnya gelinding ke bawah. Kan jadi sia-sia perjalanan kami yang udah lebih setengah jalan ini.

Menaiki anak tangga curam

Ada lebih dari seratus anak tangga yang harus kami lewati. Tangganya licin berair dan curam. Awalnya kami sempat mikir-mikir apa mau lanjut atau enggak karena jalan menuju puncak dua-duanya terlihat mengerikan.

Setelah membulatkan tekat akhirnya kami lanjut ke atas dengan menaiki satu demi satu dan pelan-pelan anak-anak tangga curam yang nggak ada pegangannya ini.

Saya nggak berani liat ke bawah, jalan yang udah saya lewati karena pasti bikin saya panik dan takut. Saya fokus ke setiap anak tangga dan memastikan langkah kaki saya menginjak anak tangga yang benar karena anak-anak tangga ini bentuknya juga nggak rata. Selain itu juga nggak stabil dan kadang bergetar saat dipijak.

Riska udah nyampe duluan, sementara saya bener-bener lambat. Banyak berhentinya untuk ngatur nafas dan menyeimbangkan badan karena saya bener-bener takut menaiki tangga ini. Takut tapi penasaran.

Dan sempat-sempatnya si Riska memotret saya yang lagi ngos-ngosan. Supaya foto candidnya Riska ini hasilnya sempurna, langsunglah saya berpose 😀 Ternyata pemandangan di belakang saya juga sangat cantik.

Finally nyampe juga di puncak kebun anggur Mühlhausen yang semuanya putih tertutup salju. Dari atas sini semakin jelas pemandangan Kota Stuttgart dan Bad Cannstatt dengan latar Sungai Neckarnya. Sungai Neckar ini klo di Medan sama seperti Sungai Deli. Bedanya Neckar bersih dan difungsikan semaksimal mungkin.

Pabrik-pabrik yang memang jadi ciri khas Kota Stuttgart sebagai kota industri dan rumah-rumah warga terlihat kecil dari atas sini. Kereta api, tram, bus dan kendaraan lain terlihat seperti mainan anak-anak. Sungguh kita manusia benar-benar makhluk yang kecil.

Puas foto-foto dari puncak bukit dengan latar Sungai Neckar dan pemandangan kota, akhirnya yang dinanti-nantikan datang juga. Makan siang mie ayam jamur homemade plus bakwan sayur. Dari rumah semuanya dibawa dalam keadaan panas. Begitu nyampe sini auto jadi es 😀 Tapi tetap nikmat sampe nggak sadar ada abang-abang bule lewat ngeliatin kami.

Menikmati es mie ayam

Ceritanya belum selesai dan petualangan kami masih panjang. Tapi dilanjut besok aja ya….

0



1 Comment

alhamdulillah senang banget liat salju dan menikmati suasana dingin.. seru banget ya mbaak. suatu saat aku akan kesana mbak menikmati salju dan udara dingin 🙂

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog