Makan Kebab Terenak di Jerman

Di Jerman masih lockdown sampe Februari mendatang. Toko-toko semuanya wajib tutup kecuali yang menjual keperluan primer masyarakat Jerman seperti makanan dan obat-obatan. Restoran masih boleh buka, tapi cuma boleh take away. Udah nggak bisa lagi makan santai di restoran dan ini udah berlangsung sejak November 2020 lalu saat lockdown kedua mulai diberlakukan di Jerman. Beberapa hari lalu lagi males masak dan kebetulan si mas pengen makan kebab. Yaudah lami langsung aja makan kebab terenak di Jerman.

Nama restonya Alaturka, dinobatkan sebagai kebab terenak di Jerman. Walaupun ini tergantung selera masing-masing orang aja. Makan disini biasanya ngantri lama, bisa sampe satu jam karena yang beli itu nggak cuma dari Stuttgart, tapi juga dari luar kota.

Berhubung sekarang lagi lockdown dan ada aturan nggak boleh bepergian lebih dari 15 km, jadi kali ini Alaturka cukup sepi. Tapi tetap harus antri karena yang mau beli harus atur jarak 1,5 meter dan cuma boleh ada 4 pembeli di dalam restoran. Yang lainnya ngantri di luar.

Bedanya lagi sekarang itu dimana-mana ada peringatan untuk mengatur jarak, pake masker kesehatan dan pas di depan pintunya disediain hand sanitizer. Kursi-kursi dan meja-mejanya juga dipinggirin semua. Dunia udah bener-bener berubah secepat itu.

Penjualnya juga wajib pake masker

Harga kebab di Alaturka memang lebih mahal dibandingkan tempat-tempat lainnya di Stuttgart. Wajar aja sih, rasanya memang enak dan mereka menggunakan bahan-bahan premium. Bahkan saya yang nggak suka makan daging aja jadi suka makan daging. Tapi cuma khusus makan dagingnya di kebab Alaturka ini karena memang nggak ada bau dagingnya yang sering bikin saya mual.

Kami pesan dönner kebab teller, biasanya ini disajikan di piring. Jadi makannya nggak susah. Isinya ada nasi Turki, kebab, sayur-sayuran yang dipanggang (zuccini, terong, kentang, wortel, bawang, buncis, paprika). Sayurannya less oil dan nggak ngerti gimana tehnik mereka manggangnya bisa masih segar dalamnya tapi luarnya dapat warna grillnya.

Sayuran panggang di Alaturka

Semakin nikmat karena ada saos yogurt khas Turki dan acili ezme si sambalnya orang Turki yang pedesnya sangat cocok di lidah orang Indonesia. Plus dikasi roti Turki yang biasanya kami bawa pulang karena nggak sanggup makan semuanya. Oya, satu lagi ada sigara böreg. Sejenis risoles gitu tapi isinya keju putih. Enak sih, apalagi klo dimakan anget-anget.

Dönner Kebab Teller di Alaturka kalau makan di tempat

Btw, kebab itu sendiri artinya daging panggang. Jadi bukan seperti kebab-kebab yang ada di Indonesia yang biasanya pengertiannya adalah makanan yang diwrap. Padahal bukan. Disini ada juga sih kebab yang di wrap kek di Indonesia. Tapi itu hanya satu dari sekian jenis kebab. Nah, rotinya yang dipake itu disini disebut dürüm.  Kadang di Jerman bilangnya dürüm kebab.

Untuk harga döner kebab teller yang kami pesan harganya 9 euro. Jadi kami bayar 20 euro untuk 2 porsi plus minumnya. Ada yang harganya 7 euro. Tapi susah makannya klo saya sih karena kebab jenis ini pake roti kek gambar diatas. Rotinya yang besar gitu biasanya dibagi dua, terus diisi kebab dan sayur-sayuran sama saos juga.

Sempat ngobrol bentar sama yang punya Alaturka, katanya sejak lockdown pendapatan mereka menurun. Memang Jerman mengalami masa-masa sulit sejak si virus yang lagi hits ini masuk ke Jerman. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan pendapatannya.

Berhubung nggak boleh makan didalam restoran, kami makan di dalam mobil aja karena si mas nggak mau nunggu sampe rumah. Katanya ntar keburu dingin. Susah sih makan di dalam mobil. Klo mau tau gimana kehebohannya makan kebab terenak di Jerman di dalam mobil, please tonton vlognya dibawah ini.

0



1 Comment

Aduh.. baca posting ini jadi mengingatkan aku pada Jerman, hehe. 10 tahun lalu aku pernah tinggal di kota München, urusan kebab tahu nya cuma Donner Kabab doang .. 😀

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog