Awal-awal pernikahan Seringnya Memang Susah

Seberapa tua dan dewasanya kamu saat menikah, pasti akan menemukan kesusahan di awal menikah. Menurut saya, awal-awal pernikahan seringnya memang susah. Kami pun mengalaminya. Tapi karena menikah adalah keputusan kami bersama dan tanpa ikut campur siapa pun, jadi ditelan sendiri segala yang pahit-pahit di awal itu.

Kesusahan yang pertama adalah soal karakter pasangan. Apalagi yang mix marriage, lebih khususnya lagi yang nikah sama orang Turki, butuh kesabaran ekstra menghadapinya. Karena pastinya pasangan kita memiliki sifat-sifat yang kurang pas dengan keseharian kita. Butuh pembiasaan untuk menerimanya.

Contoh kebiasaan suami yang bisa bikin jengkel misalnya habis mandi meletakkan handuk sembarangan. Asli, buat orang yang anti berantakan ini adalah masalah besar. Bukan cuma soal dimana letak handuknya, tapi kedudukan seperti majikan dan pembantu.

Saya pernah merasakannya, tapi mungkin nggak semua orang merasa demikian. Dulu saat si mas meletakkan handuk diatas kasur setelah selesai mandi, pasti saya yang mengembalikannya lagi ke kamar mandi. Sampai sekarang pun seringnya begitu. Bedanya dulu ada perasaan kok saya jadi macam pembantu di rumah ini, di rumah saya sendiri.

Itu baru soal handuk. Belum lagi kebiasaan lain seperti tidur ngorok, makan bersuara (biasanya orang Indonesia yang begini karena makanannya pedas), di kamar mandi lama vs sebentar dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan lain yang pastinya akan membuat kamu terkaget-kaget saat baru menikah.

Nggak cuma soal kebiasaan, pasangan yang baru menikah umumnya di uji soal kurangnya materi. Namanya orang baru nikah pasti memulai semuanya dari nol kecuali memang orang kaya dan sudah benar-benar mapan.

Nggak sedikit orang yang ngeluh ke saya soal kekurangan materi ini. Mental memang bener-bener diuji klo udah soal materi. Apalagi perempuan, nggak sedikit yang tergoda untuk meninggalkan pasangannya karena laki-laki lain lebih kaya.

Kekurangan materi di awal-awal pernikahan memang nggak enak. Tapi yakinlah kalau kamu mampu melewatinya dengan sabar pasti segala kesabaran itu akan diganti dengan hal yang baik-baik.

Pentingnya Ilmu Pernikahan

Sejujurnya saya sendiri nggak pernah belajar tentang ilmu pernikahan sebelum menikah. Saya taunya klo seorang suami itu ya bertanggungjawab dan mau mengerjakan pekerjaan rumahtangga seperti yang dilakukan ayah saya.

Faktanya nggak demikian ladies. Suami itu banyak tipenya. Disinilah pentingnya ilmu pernikahan, seenggaknya untuk menghadapi kehidupan di awal pernikahan biar nggak kaget kek saya. Banyak-banyak deh dengerin ceramah soal pernikahan dan ikut kajian-kajian gimana caranya supaya bisa jadi istri/suami yang baik ke pasangan kita. Supaya juga nggak ngerasa jadi babu kek saya dulu. Padahal segala yang dilakukan istri untuk suaminya itu bernilai ibadah. Cuma ngambilin air segelas aja udah dapat pahala. Bayangin aja seberapa banyak yang istri lakukan untuk suaminya. Kan lumayan untuk nutupin dosa-dosa yang banyak ini.

Ini foto setelah 2 tahunan nikah, masih termasuk baru juga. Keliatan banyak beban hidup 😀

Awal-awal pernikahan itu seringnya memang susah. Oleh karena itu jangan lihat pasangan yang udah hidup enak di tahun pernikahan mereka yang ke sekian tahun. Misalnya melihat pasangan yang sering jalan-jalan, melihat orang dikasi hadiah mewah sama pasangannya atau sekedar melihat instastory orang yang lagi nyicipin makanan enak dari belahan dunia lain. Klo nggak kuat sama yang beginian, diskip aja. Daripada jiwa pengantin barumu memberontak, kasian kan pasanganmu nanti.

Intinya kalau kamu sudah memutuskan siap menikah, artinya kamu sudah siap dengan segala kesusahannya. Terutama di awal-awal pernikahan. Jangan banyak ngeluh, tapi banyakin sabar dan ibadah.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog