Sejarah Migrasi Orang Turki ke Jerman

Jerman bisa dikatakan sebagai rumah kedua bagi sebagian orang Turki. Turki merupakan imigran terbanyak di Jerman. Nggak heran juga kalau di Jerman kebanyakan mesjid ada dibawah naungan Turki yang juga dibiayai oleh pemerintah Turki. Bagaimana sejarah migrasi orang Turki ke Jerman dan apa yang melatarbelakanginya?

Latar Belakang

Sejarah kelam kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II turut melatarbelakangi terjadinya migrasi besar-besaran rakyat Turki ke Jerman. Pasca Perang Dunia II Jerman yang dalam keadaan hancur sehancur-hancurnya berusaha bangkit kembali. Sayangnya mereka kekurangan sumber daya manusia untuk memperbaiki infrastruktur negara mereka.

Karena kurangnya sumber daya manusia itulah Jerman mengambil pekerja dari negara-negara tetangganya, termasuk Turki.

Tahun 1960 jumlah lowongan kerja di Jerman melebihi jumlah manusia yang ada disana. Mendengar angin segar ini pekerja dari negara-negara tetangga seperti Spanyol, Kroasia, Yunani, Portugal, Maroko, Tunisia dan Turki mulai berdatangan di tahun yang berbeda-beda.

Pada tahun 1961, Jerman dan Turki menandatangani sebuah perjanjian soal perekrutan tenaga kerja Turki. Karena saat itu juga banyak pengangguran di Turki serta gejolak sosial ekonomi yang terjadi disana, hal ini dianggap sangat menguntungkan bagi negara Turki karena para pekerja yang bermigrasi ke Jerman mendatangkan devisa negara yang cukup besar.

Awalnya pekerja Turki hanya bisa maksimal bekerja selama dua tahun di Jerman. Lalu pemerintah Turki merubah perjanjian itu dengan meminta bantuan NATO yang kemudian disetujui kedua belah pihak yakni Jerman dan Turki. Keputusan baru tersebut berisi tidak adanya batas waktu tinggal bagi pekerja Turki.

Pekerja Turki mendapatkan gaji yang lebih tinggi di Jerman jika dibandingkan dengan gaji mereka di Turki. Hal ini memicu migrasi rakyat Turki secara besar-besaran ke Jerman. Saat itu umumnya para lelaki yang bermigrasi dan meninggalkan istrinya di Turki. Ada juga yang kemudian istrinya ikut menyusul ke Jerman juga.

Awalnya pekerja asing dari Italia adalah yang terbanyak dan dominan di Jerman. Sejak tahun 1972 pekerja asing Turki menggantikan posisi Italia.

Pada tahun 1973 ada sekitar 867.000 pekerja Turki datang ke Jerman Barat, lalu disusul lagi dengan jumlah sekitar 500.000 pekerja. 77% pekerja bidang pertanian dan hanya 10% pekerja di bidang industri.

Pada akhir tahun 1973 Jerman membuat peraturan baru soal perekrutan pekerja asing seiring membaiknya kondisi sosial ekonomi negara itu. Sekitar 42% pekerja asing dari Yunani dan Spanyol kembali ke negara mereka. Tapi hanya sedikit dari pekerja Turki yang kembali menetap di Turki.

Dijadikan Bisnis

Kedatangan imigran Turki ke Jerman turut meningkatkan perekonomian Jerman kala itu. Bayangkan saja, Jerman yang kekurangan manusia tiba-tiba dibanjiri orang Turki. Hal ini otomatis meningkatkan segala aspek seperti bisnis dan jual beli.

Banyak perusahaan yang menjadikan pengiriman tenaga asing ini sebagai bisnis legit kala itu. Mau tidak mau perusahaan-perusahaan terpaksa membayar pekerja dengan lebih tinggi ke agen karena memang mereka sedang membangun negaranya. Disisi lain pekerja Turki juga mendapatkan penghasilan yang lumayan.

Untuk menghindari pengangguran bagi rakyat Jerman sendiri, pemerintah Jerman kemudian membuat peraturan ketat soal perekrutan pekerja Turki.

Jerman, Rumah Kedua Orang Turki

Saat ini ada lebih dari 3.000.000 rakyat Turki yang menyebar di seluruh penjuru Jerman dan membentuk komunitas-komunitas. Turki juga merupakan imigran terbanyak di Jerman. Nggak heran kalau dimana-mana di Jerman ada mesjid Turki, kampung Turki yang biasanya diisi dengan toko-toko dan restoran Turki.

Salah satu acara di komunitas Turki di Jerman

Karena sejarah panjang kehadiran orang Turki di Jerman inilah yang membuat mereka “special” di Jerman. Jerman telah menjadi rumah kedua orang Turki. Meskipun bukan anggota Uni Eropa, tidak sulit bagi orang Turki untuk masuk ke Jerman.

Sebagian orang Turki (umumnya golongan tua) yang sulit berintegrasi dengan budaya Jerman seperti belajar Bahasa Jerman kadang menciptakan gesekan-gesekan panas. Meskipun begitu Jerman tidak akan pernah bisa menghapus orang Turki dari negaranya karena telah banyak berkontribusi membangun Jerman saat sedang hancur-hancurnya.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog