Gaya Hidup Minimalis dan Frugalis, Hemat atau Pelit?

Baru-baru ini saya membaca berita tentang seorang perempuan yang hidup sangat-sangat hemat karena ingin pensiun dini dan memiliki kemapanan materi. Akhirnya dia bisa memiliki 3 hunian sekaligus yang artinya bisa ia sewakan untuk membiayai kehidupannya. Kemudian saya jadi tertarik tentang orang-orang yang hidup sangat hemat ini dan ternyata itu adalah gaya hidup minimalis dan frugalis. Gaya hidup minimalis dan frugalis, hemat atau pelit sih sebenarnya?

Saya lebih tertarik lagi membaca tentang gaya hidup minimalis dan frugalis ini karena ada beberapa orang disekitar saya yang menganut paham ini. Walaupun sebenarnya mereka sendiri nggak tau ada istilah gaya hidup minimalis dan frugalis.

Gaya hidup minimalis adalah memilih hidup sesederhana dan sesimpel mungkin dengan menggunakan barang-barang yang dibutuhkan saja, tidak lebih dan tidak kurang. Sedangkan gaya hidup frugalis adalah hidup sehemat mungkin dan tidak menghabiskan uang untuk hal-hal yang menurutnya sangat tidak worth it. Tapi menurut saya frugalisme lebih ke pelit sih. Sorry to say, kadang kita juga nggak boleh terlalu perhitungan untuk membahagiakan diri sendiri.

Saya sendiri jarang membeli barang berlebih. Saya terakhir beli tas itu waktu lebaran tahun 2019. Barang-barang keperluan rumah sering ditanya suami mau diganti apa nggak. Saya jawab nggak karena memang belum rusak meskipun sudah 15 tahunan lebih sejak suami pindah ke apartemen ini. Sampe suami saya heran kenapa istrinya nggak mau ganti barang, sedangkan ya kebanyakan orang Turki khususnya di keluarganya itu rajin gonta ganti perabotan rumah.

Saya mikirnya karena kami punya tujuan yang lebih penting dan lebih membutuhkan banyak uang. Jadi kalau belum rusak ya ngapain diganti. Yang penting beli sesuai dengan yang dibutuhkan. Saya paling malas nambah-nambah barang di rumah karena rumahnya juga nggak besar.

Mungkin bisa dibilang saya penganut minimalis. Tapi klo diajak liburan sama suami, saya nggak pernah nolak. Gitu juga klo ada baju diskonan, kadang masih tergoda 😀

Kembali ke gaya hidup frugalis, saya baru sadar klo beberapa orang yang saya temui itu penganut paham frugalis. Mereka punya uang banyak, bisa menikmati hidup tapi pelit ngeluarin duit untuk kenikmatannya sendiri. Misalnya untuk bahan makanan pasti milih yang paling murah, padahal kan ada harga ada kualitas.

Saya pikir kalau soal makanan itu kan hal yang paling mendasar. Kalau memang punya uang lebih dan berkecukupan, kenapa nggak beli yang kualitasnya lebih baik. Orang-orang begini juga risih melihat orang disekitarnya beli bahan makanan dengan harga yang lebih mahal seperti bahan makanan organik.

Pernah saya diprotes karena beli bahan makanan organik. Padahal ya makan makanan organik juga merupakan wujud trimakasih kita untuk anggota tubuh kita yang memang harus kita rawat. Mungkin efeknya nggak keliatan sekarang, tapi nanti pas udah tua.

Gaya hidup frugalis memang cocok untuk orang yang ingin memiliki kebebasan finansial sedini mungkin. Orang yang sadar pekerjaannya biasa-biasa saja tapi ingin punya ini itu seperti rumah dan kendaraan pribadi. Menjadi seorang frugalis mungkin jadi solusinya.

Jujur saja saya nggak bisa menjadi seorang frugalis. Sangat sulit buat saya dan menurut saya frugalis itu berbeda dengan hemat. Frugalis lebih ekstrim daripada hemat. Apa-apa dibatasi dan dihitung. Sedangkan saya meyakini, terkadang kita nggak perlu perhitungan untuk diri sendiri juga untuk orang-orang disekitar kita. Tapi saya nggak menentang gaya hidup frugalis, silahkan saja kalau kamu mampu menjalankannya.

Jadi, frugalis dan minimalis itu sebenernya berbeda ya. Minimalis lebih suka hidup sesederhana mungkin sesuai kebutuhan mereka dan tidak ingin menghabiskan banyak ruang untuk barang-barang yang tidak diperlukan. Sedangkan frugalisme hidup sehemat mungkin dan tidak ingin menghabiskan banyak uang.

Kamu pilih mana? Minimalis atau frugalis? Atau nggak dua-duanya?

0



2 Comments

Kalau Saya kayanya lebih condong ke hidup minimalis sih Mba. Dari orangtua jg membiasakan hidup sederhana, sejak kecil engga dimanjain beli mainan/jajanan macem², orangtua jg bukan tipikal orang yg laper mata/latah liat orang pny perabot ini-itu trs pengen jg—engga, jd kita udah terbiasa utk beli apa yg benar² dibutuhkan. Tapi jg tau cara menyenangkan dan mengenyangkan diri sesuai kebutuhan dan kemampuan tentunya ? // selalu suka dengan tulisan² Mba, makasih untuk selalu berbagi cerita dan ngasih pelajaran yg bs dipetik ?

Reply

Thanks 🙂

Reply
Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog