Corona dan Semi Lockdown, Warga Jerman Ramai-ramai Keluar Rumah

Tema apa yang saat ini banyak diperbincangkan penduduk bumi? Corona pastinya. Virus yang awalnya muncul di Kota Wuhan, Cina ini kini mengancam seluruh penduduk bumi. Hari demi hari jumlah korban semakin bertambah banyak. Tidak terkecuali negara tempat saya menetap saat ini, Jerman. Bahkan Jerman termasuk kedalam lima besar teratas negara dengan jumlah kasus corona tertinggi di dunia. Maraknya corona dan semi lockdown, warga Jerman ramai-ramai keluar rumah.

Terakhir saya jalan ke pusat kota hari rabu lalu (18/3/2020) dalam rangka mencari ragi untuk membuat roti. Ragi belakangan menjadi bahan langka di Kota Stuttgart dan mungkin di Jerman. Maklum, sejak corona menyerang Jerman, banyak warga +49 ini ketakutan akan wabah kelaparan. Terjadilah hamstering di seluruh supermarket.

Berhubung makanan utama orang Jerman adalah roti, banyak yang memburu ragi untuk membuat banyak roti dan ditumpuk di freezer untuk menghindari wabah kelaparan. Jadilah saya yang sama sekali nggak berniat menumpuk makanan ini harus estafet kesana kemari nyari ragi.

Suasana Kota Stuttgart hari itu sedikit berubah. Toko-toko tutup karena mereka mematuhi keputusan pemerintah Jerman yang sudah mengeluarkan ultimatum untuk menutup restoran, club, bar, diskotek, tempat ibadah, sekolah, kampus, tempat penitipan anak dan banyak lagi demi meminimalisir penyebaran corona. Yang boleh buka hanya supermarket yang menjual bahan makanan pokok dan apotek.

Outlet Zara di pusat Kota Stuttgart sudah ditutup karena corona

Keluar dari stasiun kereta api pusat, masih terlihat orang-orang mondar-mandir. Seorang musisi jalanan masih keukeh mencari nafkah dengan memainkan musik melow yang sangat mendukung kondisi dunia saat ini.

Saya terus berjalan ke kawasan Schlossplatz. Ini adalah kawasan istana sekaligus titik terpentingnya pusat Kota Stuttgart. Saya kira dengan adanya ultimatum semi lockdown dari pemerintah Negara Bagian Baden-Württemberg, orang-orang tidak lagi keluar rumah kecuali yang berkepentingan.

Ternyata saya salah. Disini masih banyak orang walaupun tidak sebanyak biasanya. Apalagi hari itu matahari hangat dan cerah, hal yang sangat dinanti-nantikan masyarakat +49 dan pastinya mereka berlomba-lomba berjemur dibawah matahari. Tapi ada banyak polisi patroli yang tidak seperti hari-hari sehat biasanya.

Di bagian lain Schlossplatz, tampak bunga magnolia yang sedang mekar-mekarnya menarik perhatian banyak orang. Gimana enggak, seluruh pohonnya diselimuti warna merah muda tebal dan tipis. Saya aja histeris walau ini bukan kejadian langka tapi hanya terjadi setahun sekali.

Magnolia di pusat Kota Stuttgart

Social distancing hari itu belum benar-benar berlaku. Padahal pemerintah Jerman sudah banyak mengambil tindakan untuk memerangi corona. Mungkin banyak yang merasa punya cadangan nyawa atau mikirnya corona hanyalah virus ecek-ecek yang nggak mungkin menyerang mereka dengan kondisi tubuh yang pada hari itu tampak baik-baik saja. Padahal Kanselir Jerman, Ibu Angela Merkel sudah menyatakan bahwa wabah virus corona adalah hal terburuk yang menimpa negara ini pasca Perang Dunia II.

By the way, disini jarang terlihat orang yang pakai masker karena anjuran pemerintah Jerman memang masker itu untuk orang sakit dan pekerja medis.

Kaki pegel nyari ragi belum juga dapat. Tadi udah masuk ke tegut yang ada didalam mall juga, salah satu supermarket di Jerman yang menjual bahan kebutuhan pokok. Kata pegawainya mereka lagi nggak punya stok ragi.

Akhirnya saya belok ke Württemberger Museum, salah satu museum terbesar dengan bangunan lama yang berdiri gagah ditengah-tengah Kota Stuttgart. Ngobrol dengan mbak penjaga tiket dari kejauhan. Katanya museum ini tutup sampai batas waktu yang belum ditentukan karena wabah corona dan kami mengakhiri pembicaraan kami dengan kesimpulan bahwa corona adalah bencana bagi seluruh umat manusia di planet bumi.

Württemberger Museum

Disisi-sisi lain pusat Kota Stuttgart memang sudah sepi. Terlihat dari jumlah orang yang singgah dan lewat di lokasi itu. Tepatnya di lokasi toko Louis Vuitton dan Rolex. Sebuah gereja tua tidak jauh dari toko Louis Vuitton juga melampirkan surat larangan beribadah dan juga kunjungan wisatawan karena corona.

Toko Rolex, Louis Vuitton dan diujung jalan ada bangunan gereja tua

Saya bisa membayangkan bagaimana sepinya kota ini beberapa minggu kedepan karena saat ini pemerintah Negara Bagian Baden-Württemberg sedang bekerja keras untuk mengambil keputusan yang tepat soal penanggulangan corona. Desas-desus yang beredar, kalau masyarakat masih juga bandel berkeliaran diluar rumah, makan akan diambil tindakan tegas seperti denda.

Ah, semoga semuanya cepat berlalu dan kembali seperti biasa. Get well soon universe! Corona, hus…hus…sana pergi yang jauh.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog