Cuma Butuh Waktu 2 Jam Jalan-jalan di Negara Liechtenstein

Hari kedua winter trip kami mengunjungi negara kecil yang dihimpit oleh Swiss dan Austria. Lokasinya berada di kawasan pegunungan. Liechtenstein dan cuma butuh waktu 2 jam jalan-jalan di negara Liechtenstein ini. Nggak heran kalau negara ini hanya dijadikan wisata persinggahan. Dari data tahun 2019, negara ini memiliki penduduk sejumlah 38.557 jiwa. Bahkan lebih banyak jumlah penduduk Kota Medan yang berjumlah sekitar 14 jutaan.

Kami sengaja keluar lebih pagi karena hari ini kami akan mengunjungi beberapa tempat. Kami sudah menjatah waktu di Liechtenstein hanya 2 jam saja karena bisa dikatakan memang tidak ada apa-apa disini yang tergolong sangat menarik untuk dikunjungi.

Tempat pertama yang kami datangi di Liechtenstein adalah Istana Liechtenstein tempat tinggal raja dan keluarganya. Jadi Negara Liechtenstein ini dipimpin oleh seorang raja. Lokasinya ada diatas bukit. Sayangnya istana ini tidak dibuka untuk umum. Klo kesini cuma bisa berdiri diluarnya aja.

Istana Liechtenstein

Pemandangan dari atas sini luar biasa indahnya. Pegunungan yang sebagian tertutup salju dan heningnya Kota Vaduz jelas terlihat. Suasanya disekitar istana juga sepi. Parkir mobil didekat Istana Liechtenstein juga nggak bayar. Menurut saya, bangunan Istana Liechtenstein ini tergolong biasa saja jika dibandingkan dengan istana-istana di Jerman.

Vaduz, Ibukota Negara Tersepi
Gedung pemerintahan di Vaduz

Liechtenstein memiliki ibukota bernama Vaduz. Kami hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit menggunakan mobil dari Istana Liechtenstein ke Vaduz. Memang nggak jauh sih lokasinya. Bahkan Istana Liechtenstein ini juga kelihatan dari pusat kota. Sempat muter-muter cari parkiran, akhirnya kami parkir di parkiran sebuah bank didepan kantor pos.

Keluar parkiran kami berjalan belok ke kiri, lalu jalan kaki lurus aja. Memang bener-bener kecil kota ini, baru beberapa langkah udah nemu aja pusat kotanya. Bangunan pertama yang terlihat adalah Gereja Katedral Vaduz atau Katedral St. Florin dengan arsitektur neo gotik. Saya cuma liat gereja ini dari jauh aja.

Gereja Katedral Vaduz

Disebelah gereja ada bangunan pemerintahan. Kurang tau tepatnya apa tapi tertulis Government Building. Disebelah Government Building ada Gedung DPR nya Liechtenstein. Jangan bayangkan seperti Gedung DPR negara kita ya. Bangunannya kecil berwarna kuning. Saya kira di lokasi inilah para petinggi Liechtenstein bekerja untuk rakyatnya dan lokasi ini juga yang menurut saya tempat paling cantik di Vaduz untuk foto-foto pertanda kamu sudah menginjakkan tapak kakimu di salah satu negara terkecil di dunia.

Gedung DPR Liechtenstein

Dari gedung-gedung pemerintahan Liechtenstein, kami mencari tourist information. Mau cari info tentang Vaduz sekaligus liat-liat oleh-oleh. Liechtenstein memakai mata uang CHF yang merupakan mata uang Swiss. Tapi disini juga bisa menggunakan euro. Harga-harga disini tergolong lebih mahal daripada di Jerman. Saya beli magnet seharga 7 euro dan pensil raksasa seharga 5 euro. Disebelah tourist information ini ada Museum Negeri Liechtenstein.

Lanjut terus menggerakkan kaki yang belum capek ini berjalan masih disekitaran pusat kota Vaduz. Masih sejajar dengan tourist information ada Pos Museum. Saya yang biasanya hobi masuk museum dan merasa wajib ke museum saat mengunjungi tempat baru, entah kenapa kali ini sama sekali nggak tertarik masuk ke museum. Akhirnya cuma dilewatin gitu aja. Masih di lokasi yang sama, ada juga Museum Seni Liechtenstein. Jadi di satu lokasi ini ada beberapa museum yang bisa dikunjungi bagi yang suka wisata museum.

Perjalanan terus berlanjut, kami masuk ke toko cokelat Swiss yang rasanya nggak boleh dilewatkan. Apalagi saya belum pernah nyoba cokelat Swiss yang sangat terkenal itu. Tanpa pikir panjang kami beli 1 plastik kecil cokelat Swiss aneka rasa seharga 20 euro. Sumpah! Ini cokelat termahal yang pernah kami beli. Mana cuma dikit lagi 😀 Tapi jujur sih cokelatnya rasanya sangat-sangat enak. Beda sama cokelat milka 1 euro-an yang kadang banyak diobral di supermarket Jerman seharga 65 cent.

Cokelat termahal di dunia 😀

Yang pertama kami cobain itu cokelat yang berwarna pink dengan butiran-butiran berry. Sumpah rasanya beneran bikin nagih. Rasanya nggak terlalu manis memuakkan yang sering saya rasakan di cokelat-cokelat lain. Manisnya pas, berrynya asem-asem nagih dan yang anehnya itu ada rasa sabun aroma bunganya 😀 Pasti hapal kan aroma sabun dengan ekstrak bunga. Nah itu yang saya rasain saat si cokelat pink ini menyentuh lidah dan langit-langit di mulut saya. Rasanya nggak pengen si cokelat cepet-cepet meluncur melewati tenggorokan menuju lambung dan berakhir menjadi sampah 😀 .

Setelah menikmati 2 potong cokelat Swiss yang nggak cuma berat ditelan tapi juga berat di kantong ini, kami melanjutkan perjalanan. Si abang mau beli oleh-oleh cokelat Swiss lagi buat temen-temen kantornya. Tapi yang nggak semahal ini lah. Cokelat paketan aja 😀 Akhirnya nemu cokelat Swiss sebungkusnya 10 euro di toko oleh-oleh didepan Gedung Balaikota Vaduz. Disini oleh-olehnya lebih banyak daripada di tourist information tadi. Tapi nggak boleh ambil foto ataupun video didalam toko mereka.

Perjalanan kami di Vaduz berakhir disini. Nggak ada lagi yang bisa dilihat selain menikmati kesunyiannya. Vaduz sejauh ini menurut saya adalah ibukota negara tersepi di dunia. Biasanya ibukota negara itu selalu padat penduduk, pendatang dan juga turis. Di Vaduz adem ayem aja, bukan karena virus corona. Sehari-hari Vaduz memang sepi. Turis yang datang hampir tidak ada yang menjadwalkan liburan berhari-hari disini. Jangankan macet, kendaraan di Vaduz juga sepi dan parkirannya nggak bayar.

Terbayar sudah rasa penasaran saya tentang negara kecil ini. Klo ditanya mau balik lagi atau nggak, jawabannya nggak kecuali kebetulan lewat atau ada hal penting yang harus saya lakukan di Liechtenstein. 

Winter trip masih lanjut ke tempat lain. See you…!!!

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog