2 Jam di Kota Tua Lindau, Bodensee

Global warming is real. Musim dingin tahun ini Kota Stuttgart sama sekali nggak kebagian salju. Lima tahun saya menetap di kota ini, setiap musim dingin pasti turun salju. Iya, bumi kita sudah semakin memanas. Banyak kota di Eropa yang biasanya disinggahi salju sekarang udah nggak lagi. Please sama-sama kita jaga bumi kita supaya nggak semakin sakit.

Musim dingin rasanya kurang sempurna tanpa kehadiran si putih. Akhirnya kami memutuskan untuk liburan beberapa hari ke kawasan pegunungan di Swiss. Pastinya setelah disepakati kemana kami akan berlibur, saya langsung cek lokasi dan jalan menuju kesana. Ada beberapa jalur dan salah satunya melewati Kota Lindau yang ada di pinggiran Danau Bodensee.

Berhubung ini musim dingin dan gelapnya cepat, jadi kami nggak bisa lama-lama di Kota Tua Lindau. Kami sudah merencanakan untuk menghabiskan 2 jam di Kota Tua Lindau, Bodensee. Kebetulan kami berangkat hari jum’at. Kepotong sama waktu solat jum’at dan di jalan tol menuju Lindau ada kecelakaan yang mengharuskan mobil kami dan mobil-mobil lainnya mematung selama satu jam sampai polisi selesai mengurus kecelakaan itu. Untungnya bawa bekal tiramisu in jar yang enaknya luar biasa sampe orang-orang yang ngeliat pada ngiler (muji buatan sendiri 😀 )

Tiramisu in jar made by me

Sekitar jam setengah tiga siang kami nyampe di Lindau. Sebelumnya saya sudah searching sedetail-detailnya apa aja yang bisa dikunjungi di Lindau supaya nggak buta dan ngabisin waktu. Suasananya sangat sepi ditambah udara dingin dan berangin walau matahari nggak absen hari itu.

Lindau merupakan salah satu dari sekian banyak kota di pinggiran Danau Bodensee. Danau ini dimiliki oleh tiga negara yaitu Jerman, Austria dan Swiss. Lindau masuk ke wilayah Jerman.

Dari parkiran kami berjalan di pinggiran danau menuju kawasan Kota Tua Lindau. Bangunan bersejarah yang pertama kami jumpai adalah Diebsturm. Bangunan menara ini dulu pernah dipakai sebagai penjara. Disampingnya berdiri sebuah gereja tua zaman gothik yang dibangun sekitar tahun 1000-an, Gereja St. Peter.

Diebsturm dan Gereja St. Peter

Karena belum makan siang kami berniat makan pizza di seberang Diebsturm. Masih belum tau alasannya apa, banyak toko dan restoran yang tutup. Padahal ini hari jum’at dan masih jam kerja. Didepan restorannya tertulis istirahan makan siang. Aneh sih udah jam 3 kok masih istirahat makan siang. Yasudahlah, kami lanjut jalan ke pusat kotanya.

Pusat Kota Lindau yang saat itu sepi

Dari kejauhan kami melihat tulisan NORDSEE yang merupakan restoran cepat saji fish&chips asal Norwegia. Udah seneng bakalan makan ikan favorit saya. Eh taunya tutup juga. Lanjut lagi lah jalan terus ketemu Gedung Balai Kota Lama dan Gedung Balai Kota Baru yang samping-sampingan. Sejenak memperhatikan kedua bangunan ini sambil foto-foto.

Alte Rathaus (Gedung Balai Kota Lama) dan gedung bercat orangekemerahan itu adalah Gedung Balai Kota Baru

Dari sana kami jalan aja terus dan akhirnya masuk ke jalan yang agak kecil yang mempertemukan kami dengan KING KEBAB & PIZZA punya orang Turki pastinya. Restorannya nggak besar dan agak nyempil. Saya pesan döner box tapi pake piring 😀 dan si abang pesan pizza topping döner. Asli pizza topping dönner ini enak sekali. Harga makanan disini lebih mahal daripada di Stuttgart.

Pizza topping dönner

Setelah ngorek-ngorekdari yang punya restoran, ternyata sepinya Kota Lindau saat ini adalah dampak dari virus corona. Kesunyian ini udah berlangsung selama satu bulan. Padahal biasanya Kota Tua Lindau ini padat turis. Sebenernya lebih enak sepi begini, jadi nggak berebut foto sama turis lain.

Perut kenyang tenaga kembali poll. Kami berjalan melewati alun-alun kota dengan hiasan air mancur ditengahnya. Disini berdiri Museum Kota bergaya gothik dan gereja-gereja tua. Saya nggak tau nama gerejanya karena cuma liat dari jauh aja.

Museum Kota

Kami langsung menuju dermaga Lindau yang menyajikan pemandangan gunung bersalju tipis dari kejauhan dan Danau Bodensee yang bersih. Jika berbalik arah, maka terlihat pemandangan Kota Tua Lindau. Mangturm, salah satu menara yang menjadi icon wisata Lindau juga jelas terlihat dari sini. Posisinya ada di pinggir dermaga.

Dermaga Lindau dan Mangturm

Kami berjalan ditempat yang berujung patung singa Bayerische Löwe. Di hadapannya berdiri tegak sebuah menara pandang untuk memantau lalu lintas kapal. Foto diantara Bayerische Löwe dan menara pandang menjadi hal yang wajib dilakukan turis saat mengunjungi Lindau. Bisa dibilang mereka adalah icon utama yang memacu geliat wisata Lindau.

Bayerische Löwe dan menara pandang

Perjalanan di Lindau kami akhiri sampai disini karena harus sampai di Swiss sebelum gelap benar-benar datang. Kami berjalan lurus disamping dermaga, lalu belok ke kanan melewati stasiun kereta api Lindau. Sebenarnya saat jalan pulang kami masih banyak menjumpai bangunan-bangunan tua. Tapi tidak sempat mendekat karena waktu yang mepet. Overall Lindau adalah kota yang cantik dengan sejarah yang unik.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog