Piknik Singkat di Istana Solitude Stuttgart

Saya sangat suka mengunjungi istana-istana abad pertengahan, terkhusus yang bergaya barok dan neo klasik. Tapi saya juga antusias kok mengunjungi istana-istana yang ada di Eropa ini. Apalagi di sekitaran tempat saya tinggal sekarang, ada banyak istana warisan abad pertengahan dan orang Jerman sangat menghargai warisan leluhur mereka. Hasilnya istana-istana itu semuanya masih terawat apik hingga kini. Di penghujung musim panas lalu, saya dan Mr. Ottoman melakukan piknik singkat di Istana Solitude Stuttgart.

Istana Solitude ini dimulai pembangunannya pada tahun 1763 oleh Duke Carl Eugen von Württemberg. Lokasinya nggak jauh sih dari tempat kami tinggal karena masih berada di kawasan Kota Stuttgart. Ini juga bukan yang pertama kalinya bagi kami mengunjungi istana yang ukurannya juga nggak terlalu besar ini. Tapi ini pertama kalinya kami berkesempatan masuk kedalamnya dengan membayar tiket seharga 4 euro untuk orang dewasa. Sayangnya masuk kedalamnya nggak boleh bawa kamera.

Pengunjung yang masuk juga dibatasi jumlahnya dan ditemani satu orang pemandu yang menjelaskan tentang sejarah istana ini dalam Bahasa Jerman. Iya, cuma dalam Bahasa Jerman dan nggak ada audionya dalam bahasa-bahasa lain. Jadi memang percuma sih dijelasin sama pemandu kalau turisnya juga nggak ngerti Bahasa Jerman.

Istana Solitude ini terdiri dari beberapa ruangan. Diantaranya The White Hall, Marble Hall, Music Room, Bedroom, Library dan beberapa ruangan lagi. Saya nggak nyesel masuk kesini. Arsitekturnya yang merupakan percampuran antara late Rococo dan early Classicism yang didesain oleh arsitek Philippe de La Guepiere bener-bener amazing. Bukan rasis, tapi saya kurang suka dengan desain ruang tidurnya yang mengambil arsitektur Cina. Nggak cocok aja sama istana ini menurut saya. Selain itu ruang tidurnya juga sangat kecil. Ngepas cuma untuk tempat tidur yang juga riweh dengan kelambu-kelambu tebal. Tapi mungkin itu memang model yang kekinian di masanya.

Istana Solitude dari depan

Setelah selesai menjelajahi bagian dalam istana, kami menuju halaman depan. Kami sudah berencana untuk piknik disana. Sayangnya meskipun masih musim panas, cuaca hari itu mendung. Tapi tetap aja kami gelar tiker disana. Nggak lama duduk, eh gerimis pun menyapa kami dengan manjanya. Pelan tapi pasti dan semua orang yang tadinya asyik berjemur disana pun mulai berlarian masuk ke teras istana untuk berlindung. Pastinya kami juga ikutan berlindung di teras istana. Untungnya hujannya nggak lama. Sekitar 10 menit udah reda dan kami pun kembali gelar tiker dibawah pohon supaya nggak basah. Langsung deh segala perbekalan yang sengaja dibawa dari rumah kami buka. Milkshake taro, risoles, jus dan makanan lainnya segera kami lahap.

Milkshake taro

Duduk santai dibawah pohon ngeliatin anak-anak orang main petak umpet, juga banyak muda mudi yang pacaran disini. Salah satunya tepat didepan kami 😀 Matahari kembali muncul dan orang-orang juga kembali mengambil tempat berjemur. Yup! Orang-orang disini memang nggak mau melewatkan sinar matahari begitu saja, kecuali saya yang selalu berlindung ditempat teduh klo ada matahari 😀

Klo tadi udah masuk kedalamnya, sekarang saya mau keliling di pelataran istana. Jadi Istana Solitude ini bukan tempat tinggal raja. Cuma buat seneng-seneng aja. Raja mah bebas gaes 😀 Pembangunannya juga bertahap dan sempat terhenti karena perang dan kekurangan dana. Bahkan sampai sekarang sebenarnya istana ini juga nggak selesai dan memang tidak diselesaikan. Fungsinya juga berubah-rubah. Istana ini pernah menjadi tempat ngopi-ngopi cantik istri raja yang berasal dari Rusia bersama teman-teman se-genknya. Sampe-sampe orang Jerman asli warga sekitar sempat cemburu dan nggak suka sama istri raja yang orang Rusia ini. Yang namanya rasis memang udah ada dari dulu. Mereka nggak suka ya karena dia orang Rusia, bukan orang asli Jerman.

Istana Solitude dari sisi belakang

Istana Solitude ini juga terdiri dari beberapa bangunan dan taman. Karena lokasinya yang berada di ketinggian, jika berdiri diteras depan akan terlihat pemandangan yang sangat indah. Pepohonan dan rumah-rumah penduduk dari kejauhan.

Pemandangan dari teras depan

Kini sebagian bangunan Istana Solitude sudah berubah fungsi menjadi kampus bagi mahasiswa-mahasiswi jurusan seni. Nggak heran jika disini juga sering diadakan event baik pertunjukan musik, seni lukis dan teater.

Bangunan disekitar Istana Solitude

Nggak jarang juga Istana Solitude ini dijadikan lokasi pesta pernikahan atau sekedar foto wedding. Kuda peninggalan raja dari zaman dahulu juga masih dipelihara disini. Bisa dilihat di jalanan menuju lokasi istana, ada lahan khusus untuk kuda-kuda istana dengan aneka warna.

Segitu aja cerita piknik kali ini di Istana Solitude Stuttgart. Kali aja ada rezeki ke Stuttgart jangan lupa sempatkan kesini. Lokasinya bagus untuk yang suka exist di instagram.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog