I Love Medan, Toko Souvenir Oleh-oleh Medan

Bika Ambon, Bolu Meranti dan yang terbaru Napoleon miliknya artis Irwansyah umumnya menjadi oleh-oleh pilihan saat mengunjungi Kota Medan. Semuanya berbentuk makanan yang dalam waktu sesaat bisa berubah menjadi kotoran dan hanya menyisakan kenangan tentang bagaimana rasa makanan itu dalam ingatan setiap orang yang menikmatinya.

Saya sendiri lebih suka mencari oleh-oleh berbentuk benda saat mengunjungi suatu daerah. Selain bisa dipajang, oleh-oleh berbentuk benda menurut saya memiliki kenangan yang lebih panjang. Saat melihatnya memori saya seolah kembali ke masa dimana saya mengunjungi tempat tersebut.

Beberapa hari sebelum kembali pulang ke Stuttgart, saya berencana mencari souvenir khas Medan. Lahir dan besar di Kota Medan, saya tetap susah menemukan dimana tempat yang menjual oleh-oleh Medan berbentuk barang.

Setelah googling, saya menemukan sebuah toko bernama “I Love Medan” yang berada di Jl. Asia no. 147-J/169-I Medan Area. Ekspektasi saya saya melihat foto-foto di internet tentang toko ini adalah saya bisa menemukan banyak sekali pilihan oleh-oleh dengan kualitas baik tentunya.

I love Medan letaknya tidak begitu dekat dari rumah orangtua saya. Saya naik grab kesana dengan ongkos 42 ribu rupiah. Nggak terlalu susah menemukan toko ini karena letaknya dipinggir jalan besar. Ternyata bentuknya ruko.

Setelah masuk kedalam toko, ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan. Tokonya nggak terlalu besar dan tidak terlalu banyak pilihan. Seorang pegawai perempuan menyambut kedatangan saya.

Sayapun mulai lihat-lihat koleksi mereka. Pertama saya menuju tempat gantungan kunci dan magnet. Harganya berkisar 20-30 ribu rupiah. Cukup mahal menurut saya jika dibandingkan kualitas barang yang mereka jual. Di Stuttgart sendiri ada toko souvenir dengan harga rata-rata 1 euro saja (15-16 ribu rupiah). Kualitasnya sangat baik, jauh diatas barang-barang yang dijual di Toko I Love Medan. Pilihannya juga banyak seperti gantungan kunci, magnet, gelas dan tas.

Magnet dan gantungan kunci

Baju kemeja motif becak Medan dibanderol 200 ribu rupiah. Ada juga baju-baju kaos dengan gambar-gambar khas Kota Medan. Yang ini saya nggak tanya harganya. Juga kain batik dengan motif becak, sudako dan lain-lain yang kental sekali dengan nuansa Kota Medan.

Toko I Love Medan juga menjual ulos, piring hiasan, frame foto dan gelas tumbler. Untuk gelas tumbler ini juga yang menurut saya harganya nggak sesuai. Tumbler ini dibanderol hampir 100 ribu rupiah, tapi desainnya jelek. Terlihat kertas bagian dalamnya yang menampilkan pemandangan Kota Medan tempelannya tidak benar-benar menempel dan juga tidak menyatu.

Tumbler

Akhirnya saya memutuskan membeli beberapa magnet dan satu rumah adat batak yang saya tau itu pasti dari Danau Toba. Rumah adat ukuran paling kecil dengan tulisan “Horas” itu dihargai 35 ribu rupiah. Berhubung ada cobelnya dibagian atap, saya minta diskon 10 ribu. Si penjaga menghubungi majikannya dan ternyata cuma dikasi diskon 5 ribu saja. Ok lah, saya juga enggan lama-lama.

Ekspektasi saya awalnya Toko I Love Medan ini seperti Krisna Oleh-oleh di Bali. Nyatanya jauh dari bayangan saya. Medan sepertinya memang masih kekurangan toko souvenir khas Kota Medan yang benar-benar lengkap dan berkualitas sangat baik. Sebenarnya hal ini sangat penting, khususnya dibidang pariwisata. Semoga kedepannya akan bermunculan toko-toko souvenir khas Medan yang lebih lengkap lagi dan tentunya tidak mengecewakan.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog