Freddy Santai Sumur Tiga, Sabang

Masih cerita throwback mudik akhir tahun 2016, setelah seharian keliling Banda Aceh dan menginap semalam di Pantai Lampuuk, tujuan kami selanjutnya adalah ke pulau paling ujung Indonesia, Pulau Weh. Kali ini saya nggak cerita soal perjalanan wisata kami di Sabang, tetapi tempat kami menginap saat itu di Bungalow Freddy Santai Sumur Tiga.

Alasan kami memilih Freddy Santai Sumurtiga adalah karena lokasinya yang langsung berhadapan dengan laut dan pantai, diimbangi dengan harga yang terjangkau yaitu sekitar 300 ribuan per malamnya untuk dua orang. Harga tersebut juga sudah termasuk sarapan.

Kamar jenis bungalow yang kami pilih memiliki kamar mandi pribadi, tv, tempat tidur, kulkas mini, rak baju, kipas angin (ini nggak perlu juga sih karena disana dingin), dispenser plus airnya, water cooker untuk ngeteh dan ngopi plus kopi dan teh sachetan sekaligus gulanya dan balkon dengan hammock untuk bersantai.

Bagian dalam kamar
Balkon kamar

Tempat ini cocok banget sama seleranya Mr. Ottoman. Bahkan dia nggak mau kemana-mana, cukup menikmati tempat ini aja. Ya gini klo pergi sama Mr. Ottoman. Buat dia liburan itu bukan pergi sana sini apalagi pake acara buru-buru segala, asalkan bisa foto. Bagi Mr. Ottoman itu liburan ya pergi ke suatu tempat dan nikmati tempat itu khususnya pantai. Sesekali pergi ketempat lainnya disekitaran, tapi nggak pake acara buru-buru.

Malam pertama di Freddy Santai Sumurtiga, suasananya adem banget. Sepi, sunyi dan tenang. Yang ada cuma suara ombak bersahut-sahutan. Tapi ombaknya lebih melow daripada ombak di Pantai Lampuuk yang sangar. Dentuman ombak yang silih berganti itu membuat mata kami cepat terpejam.

Pagi yang indah menyambut kami di Freddy Santai Sumurtiga. Mungkin sangking nyamannya kami ketiduran sampai jam 8 pagi, padahal pas subuhnya sudah bangun solat subuh di musolla. Ini kelebihan lainnya di penginapan ini. Disini ada musolla yang letakknya bersebelahan dengan pantai dengan desain yang terbuka. Nikmat banget solat dipinggir pantai ditemani angin sepoi-sepoi dan suara syahdunya sang ombak. Untung nggak ketiduran disini.

Setelah beberes, kami langsung menuju restoran. Udah banyak orang disana. Tadinya pengen duduk di kursi yang lebih dekat ke pantai. Tapi udah ditempati orang lain. Jadilah kami duduk diatas. Dari atas sini juga bisa langsung liat pantai kok, cuma nggak sedekat yang dibawah.

Sarapan pertama di Freddy Santai Sumurtiga

Hari kedua disini, kami bangun subuh dan nggak tidur lagi. Alhasil kami jadi orang pertama yang unboxing menu-menu sarapan disana. Menunya enak-enak, ada menu western dan menu Indonesia seperti nasi goreng dan kue-kue basah seperti dadar gulung. Plusnya lagi semua tempat masih kosong dan kami berhasil nempati kursi dibawah yang lebih dekat ke pantai.

Sarapan hari kedua, posisi lebih dekat ke pantai

Freddy Santai Sumurtiga ini posisinya tidak rata dan bertingkat. Jadi harus berhati-hati saat jalan disini karena banyak naik turun tangga. Bagi yang mau snorkling, mereka juga menyewakan alat snorkling. Mr. Ottoman sempat nyewa, tapi saya lupa harganya berapa.

Duduk-duduk di pantainya aja juga sangat puas kok. Air lautnya bener-bener biru bersih. Nggak perlu diedit saat foto juga udah keliatan bagus banget. Hari-hari kami disini lebih banyak kami habiskan di pantai ini karena Mr. Ottoman udah terlanjur jatuh cinta sama tempat ini. Apalagi nggak banyak orang disini, bahkan lebih sering cuma kami berdua aja. Jadi berasa pantai pribadi. Si Mister heboh banget bisa santai di pantai yang sunyi dan nggak ada pengunjung lain. Sampe dia ceritain ke keluarga dan teman-temannya di Jerman.

Pantai Sumurtiga

Kalau mau makan siang atau malam, bisa pesan di restoran penginapan ini. Mereka punya dua restoran, yang satu dibawah dan satunya lagi diatas yang biasa dipake untuk sarapan. Saya sekali pesan nasi goreng udang untuk makan siang. Enak banget. Bumbunya berasa dan udangnya gede-gede. Harganya waktu itu 32 ribu rupiah dan masuk bon yang dibayar sekaligus semua saat check out.

Kalau makan malam, harus pesan dulu. Biasanya mereka ada buffet untuk makan malam. Pegawainya sebelumnya pasti nanyain tamunya satu-satu ke kamar, apa mau ikut buffet makan malam atau enggak. Harganya paketan gitu, nggak nyampe 50 ribu per orangnya. Murah deh pokoknya karena menunya lengkap. Pertama dibuka dengan sup. Uniknya sebelum makan, mereka ngejelasin itu makanan apa dan dari daerah mana serta bahan-bahannya apa aja. Terus makanan utama. Kalau tadi supnya diantar ke meja-meja tamu, makanan utama ini bebas ambil masing-masing dan ditutup dengan dessert.

Freddy Santai Sumurtiga ini yang punya orang Perancis. Mr. Ottoman sempat ngobrol sama dia. Usianya kira-kira udah diatas 50 tahunan, tapi orangnya ramah dan baik banget sama tamu.

Satu-satunya minus di Freddy Santai Sumurtiga ini adalah teko pemasak airnya yang kotor. Saya duga tamu yang menginap disini sering menggunakan teko ini untuk masak makanan instan. Jadi dalamnya berjamur dan agak karatan gitu. Makanya kami nggak make tekonya.

Selama empat malam menginap disini plus dua kali makan siang dan makan malam, kami cuma bayar klo nggak salah 1,5 juta. Tepatnya saya lupa. Tapi nggak nyampe 2 juta. Murah banget kan. Mr. Ottoman aja sampe kaget pas nerima billnya. Nggak nyesel deh nginap di Freddy Santai Sumurtiga.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog