15 Perbedaan Tradisi Puasa di Turki dan Indonesia

Ramadan, bulan suci yang dinanti-nantikan seluruh umat muslim di dunia dimana keimanan kita diuji tidak hanya dengan haus dan lapar, melainkan hawa nafsu lainnya seperti marah. Indonesia dan Turki adalah dua negara yang penduduknya banyak beragama islam dan tentunya juga menjalankan ibadah puasa.

Dua tahun berturut-turut saya merasakan dan menjalani sebagian dari bulan ramadan di Turki. Meskipun sama-sama berpenduduk mayoritas muslim, nyatanya nuansa ramadan di Indonesia dan Turki memiliki banyak perbedaan. Berikut ini 15 perbedaan dalam menjalankan ibadah puasa ramadan di Turki dan Indonesia.

1. Jualan takjil dadakan

Di Indonesia euforia ramadan salah satunya terlihat dari maraknya pedagang takjil dadakan. Tidak hanya di pasar-pasar tradisional dan jalan raya, banyak warga dengan gampangnya menggelar dagangan didepan rumah mereka masing-masing. Ramadan terasa ada yang kurang jika tak ada takjil di rumah. Namun, tidak demikian dengan umat muslim Turki yang juga melaksanakan ibadah puasa. Di jalanan Turki tak terlihat pedagang dadakan. Semua sama seperti hari-hari biasanya.

2. Berbuka tanpa takjil

Jika rata-rata muslim Indonesia berbuka dengan takjil yang bermacam-macam, umat muslim Turki justru jarang yang berbuka dengan takjil. Saat azan maghrib berkumandang, biasanya mereka langsung menyantap menu seperti makan malam di hari biasa. Diawali dengan sup dan roti, menu utama, menu penutup seperti baklava atau puding, buah-buahan dan tak lupa ditutup dengan tradisi minum teh yang tidak bisa lepas dari orang Turki.

3. Tadarus

Di Indonesia lantunan ayat-ayat suci al-qur’an terdengar lantang sahut-sahutan dari mesjid satu dan yang lainnya di malam-malam ramadan. Bahkan bisa sampai pagi hari tak henti-hentinya umat muslim berganti-gantian membaca al-qur’an di mesjid. Tidak demikian dengan mesjid-mesjid di Turki.

Selesai solat tarawih, tak terdengar suara orang tadarus di mesjid. Bukan karena tidak ada yang tadarus, melainkan tidak menggunakan pengeras suara dan yang tadarus hanyalah bapak-bapak. Tidak seperti di Indonesia yang biasanya para remaja tadarus di mesjid setelah selesai tarawih dan bapak-bapaknya melanjutkan setelah mereka selesai dan terus dilakukan sampai sahur tiba.

Ibu-ibu Turki biasanya membentuk komunitas untuk tadarus bersama di siang hari dan dilakukan di rumah. Bagaimana dengan remaja Turki? Sangat jarang terlihat remaja Turki tadarus bersama seperti di Indonesia.

4. Asmara subuh

Asmara subuh sepertinya sudah menjadi tradisi bulan ramadan di Indonesia. Awalnya kegiatan jalan-jalan pagi ini merupakan kegiatan yang positiv dimana muda-mudi melakukan jalan pagi bersama teman-temannya untuk menikmati sejuknya udara pagi. Seiring berjalannya waktu, kegiatan ini berubah kearah yang negativ karena muda-mudi yang rata-rata masih usia sekolah itu menggunakan kesempatan ini untuk pacaran dan kebut-kebutan di jalanan. Itulah sebabnya di beberapa daerah biasanya banyak polisi lalu lintas yang melakukan pengawasan saat muda-mudi melakukan asmara subuh.

Berbeda dengan Indonesia, tidak ada tradisi asmara subuh di Turki. Di bulan ramadan sangat jarang terlihat orang berjalan-jalan setelah solat subuh di Turki.

5. Pesantren Kilat

Rata-rata murid sekolah yang beragama islam di Indonesia biasanya mengikuti kegiatan pesantren kilat di bulan ramadan. Sesuai dengan judul kegiatannya, pesantren kilat merupakan kegiatan keagamaan di bulan ramadan yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu agama para siswa. Namun, lain halnya dengan murid-murid sekolah di Turki. Disana tidak ada kegiatan pesantren kilat dan mereka tetap bersekolah seperti biasanya.

6. Tradisi buka bersama

Turki dan Indonesia sama-sama memiliki tradisi buka bersama. Hanya saja orang Indonesia memiliki jadwal buka bersama yang panjang, mulai dari buka bersama teman SD, SMP, SMA, kuliah, kerja, keluarga dan banyak lagi. Selain itu tempatnya juga banyak variasinya. Ada yang di rumah, di kafe ataupun tempat-tempat lainnya.

Di Turki rata-rata mereka mengadakan buka bersama di Mesjid dalam jumlah yang besar. Pemerintah pun selalu mengagendakan dan mendanai acara buka bersama di mesjid-mesjid tertentu. Hampir tidak ada yang mengadakan acara buka bersama dengan teman sekolah ataupun teman kerja layaknya orang Indonesia. Selain di mesjid, biasanya mereka buka bersama di rumah bersama keluarga.

7. Ngabuburit

Masyarakat Indonesia memang sangat unik. Di pagi hari ada asmara subuh dan sore hari menjelang berbuka ada ngabuburit. Kegiatan yang dilakukan berbeda-beda. Ada yang mengisi waktu ngabuburitnya dengan jalan-jalan sambil berburu takjil, sekedar nongkrong di ujung jalan ataupun melakukan kegiatan keagamaan seperti tadarus dan mendengarkan ceramah agama.

Di Turki tidak ada istilah ngabuburit. Hal yang lumrah dilakukan orang-orang Turki menjelang berbuka puasa yaitu berkumpul bersama keluarga dan menyiapkan menu berbuka bagi wanita.

8. Sahur on the road

Banyaknya jumlah warga kurang mampu di Indonesia memberikan kesempatan bagi orang yang mampu untuk saling berbagi. Baik individu ataupun komunitas-komunitas tertentu melakukan sahur on the road, yaitu kegiatan membagi-bagikan makanan untuk sahur yang biasanya diberikan kepada orang kurang mampu di jalanan.

Di Turki tidak ada yang melakukan kegiatan ini karena negara mereka yang tergolong makmur dan warga kurang mampu ditolong pemerintah.

9. Pasar Kaget

Memasuki bulan suci ramadan, di Indonesia biasanya mulai bermunculan pasar-pasar kaget. Seminggu menjelang lebaran pasar-pasar kaget akan lebih menjamur lagi. Sudah menjadi tradisi bagi umat muslim di Indonesia untuk merayakan Idul Fitri dengan meriah dan segala yang serba baru. Masyarakat pun lebih konsumtif menjelang lebaran. Para pedagang menjadikan momentum ini sebagai kesempatan untuk meraup keuntungan dengan membuka pasar kaget.

Sementara itu, masyarakat Turki tidak terbiasa dengan segala hal yang baru di idul Fitri. Tentu mereka juga memasak masakan spesial di hari yang spesial. Namun tak semeriah di Indonesia.

10. Tradisi membangunkan sahur

Tradisi membangunkan sahur sama-sama ada, baik di Indonesia maupun di Turki. Persamaannya lagi yaitu sama-sama menggunakan bedug keliling kampung. Namun, di Turki tidak ada orang yang membangunkan sahur dari mikropon mesjid.

11. Melakukan kegiatan siang di malam hari

Jika di Indonesia orang-orang tidak merapel kegiatan siang hari yang tidak bisa dilakukan selama bulan ramadan, berbeda dengan masyarakat Turki. Dikarenakan sedang menjalankan ibadah puasa dengan waktu yang terbilang lama, di malam hari biasanya masyarakat Turki sering melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan di siang hari seperti piknik dan duduk-duduk di kafe. Orang Turki memang terkenal gemar piknik. Itulah sebabnya di malam-malam ramadan banyak keluarga yang piknik di taman-taman dan membawa makanan sendiri atau hanya sekedar jalan-jalan dan menikmati ice cream.

12. Tata krama restoran dan kafe di siang hari

Di Indonesia biasanya tempat-tempat makan menghormati orang yang sedang berpuasa. Jika tidak benar-benar tutup, setidaknya mereka tidak membuka sepenuhnya. Orang-orangpun akan segan makan di tempat terbuka, meskipun ia non muslim. Berbeda dengan Turki yang berpaham sekuler. Restaurant dan kafe-kafe tetap beroperasi seperti biasanya. Orang-orang yang tidak berpuasa pun tak segan-segan makan didepan umum di siang hari.

13. Malam Lailatul Qadar

Malam lailatul Qadar adalah malam spesial yang dinanti-nantikan setiap umat muslim. Indonesia dan Turki sama-sama menyambut malam lailatul qadar dengan sukacita. Malam lailatul qatar yang hadir di 10 malam terakhir di bulan ramadan membuat banyak mesjid-mesjid di Indonesia tak sepenuh diawal ramadan. Tetapi orang-orang Turki justru berbondong-bondong ke mesjid di 10 malam terakhir ini karena kehadiran malam lailatul qadar.

14. Perbedaan waktu

Jelas sekali melaksanakan ibadah puasa di Jerman dan Turki sangat berbeda dalam hal waktu lamanya berpuasa. Di Indonesia lamanya waktu berpuasa selalu stabil, sedangkan di Turki tergantung musim dan tahun ini jatuh pada musim panas. Artinya umat muslim Turki melaksanakan ibadah puasa tahun ini lebih lama dibandingkan muslim Indonesia.

15. Berlomba-lomba mengundang orang berbuka di rumah

Jika di Indonesia ada sahur on the road dan orang berlomba-lomba beramal dengan memberikan makanan sahur, di Turki orang berlomba-lomba memberikan makanan berbuka dengan cara mengundang orang ke rumah mereka untuk berbuka bersama. Jangan heran saat berpuasa di Turki kamu akan mendapatkan banyak sekali undangan makan gratis.

Jika ingin merasakan sensasi ramadan yang berbeda, kamu bisa traveling ke Turki dan berbaur dengan warga setempat. Pasti mereka akan senang sekali kedatangan tamu yang berpuasa dan berebut memberimu makanan berbuka puasa.

0



Schreiben Sie einen Kommentar

Your e-mail will not be published. All required Fields are marked

Scroll Up Scroll Up

Thank you for visiting my blog